Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, mengeluarkan pernyataan tegas soal 56 warga Mandailing Natal (Madina) keracunan gas hidrogen sulfida (H2S) yang diduga berasal dari pipa gas PT Sorik Merapi Gheotermal Power (SMGP), Minggu (06/03/2022).
Ia meminta PT SMGP agar memindahkan pipa gas dari perkampungan warga. Ia juga telah menyurati perusahaan perihal itu.
Edy Rahmayadi bahkan mengancam akan melakukan sesuatu hal jika permintaannya itu tak diindahkan pihak PT SMGP.
"Ini akan kita ulangi lagi dan yang nanti kalau tidak ditanggapi ya kita harus lakukan sesuatu. Untuk itu tidak terulang," ujar Edy menjawab wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Selasa (08/03/2022).
Menurut Edy, dirinya tidak pernah merekomendasikan pipa gas itu melewati perkampungan warga. Karena itu, pipa gas harus dipindahkan segera.
"Dia harus pindah, saya tidak merasa merekom itu. Tapi peruahaaan nanti kita, tapi daerah kan punya wewenang itu," tegas Edy, mantan Pangkostrad itu.
Begitu pun, Edy tidak mempersoalkan keberadaan PT SMGP di sana. Sebab pekerjaaan perusahaan itu menurutnya suatu pekerjaan yang baik.
"Itu baik itu, pekerjaan itu baik, hanya kecerobohan tempo hari saya melihat yang kejadian pertama, kenapa itu melalui perkampungan, itu yang menjadi persoalan. Tapi jawabnya memang aman, karena kualitas saluran," tambah Edy.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 56 orang warga Kecamatan Puncak Sorik Merapi Madina), menjadi korban keracunan gas hidrogen sulfida (H2S) diduga dari pipa gas PT SMGP, Minggu (06/03/2022).
Kebanyakan korban adalah warga Banjar Manggis, Desa Sibanggor Julu. Para korban dirawat di 2 rumah sakit, yakni 34 orang di RSUD Panyabungan dan 22 orang di RSU Permata Madina.
Direktur RSUD Panyabungan, dr M Rusli Pulungan, mengatakan secara umum kondisi korban hanya mengalami sesak nafas, mual dan muntah. Setelah mendapat pertolongan dari pihak medis sudah mengalami penyembuhan dan semakin membaik.
"Tidak ada pasien yang parah betul, namun pihak kita akan terus memantau dan memberikan pelayanan serta pengobatan yang prima sebab sampai saat ini tidak ada kendala dalam melakukan perawatan dan ruang rawat juga masih tersedia," sebutnya, Senin (07/03/2022).