Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapsel. Adek (28) kembali merintis usaha rumah makan Eva Pane di Dusun Purbatua, Desa Marsada, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. Jaraknya sekitar 49 km atau sekitar 1,2 jam perjalan dari Kota Padang Sidempuan. Rumah makan ini sempat tutup pasca kedua orang tuanya sudah meninggal.
"Ayah meninggal Tahun 2016 disusul ibu Tahun 2019 lalu, namun waktu ibu sakit rumah makan sudah tutup. Baru tahun 2020 rumah makan ini kembali dibuka," kata Adek (28), Kamis (10/3/2022).
Rumah Makan ini pernah punya nama besar dimasanya, puluhan tahun silam. Rumah makan ini tutup bukannya mengalami kebangkrutan akan tetapi generasinya penerus belum ada mengelola pasca orang tua mereka meninggal. Baru tahun 2020 usaha ini kembali dibuka anak paling bungsu. Sementara saudaranya yang lain fokus dengan pekerjaannya masing-masing. "Alhamdulillah kami anak-anaknya sarjana semua, punya pekerjaan jadinya sayalah yang disini," kata Adek.
Adek sendiri merupakan anak bungsu dari Panyabungan Pane pemilik usaha Rumah Makan Eva Pane. Ade sebelumnya menjadi tenaga pengajar namun memilih berhenti. Saat ini sedang fokus mengelola rumah makan dengan memanfaatkan pinjaman bank melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Namun karena modal yang masih kurang membuat usaha rumah makan yang dirintis Adek belum sebesar dan ramai pengunjung. Adek sendiri merintis rumah makan berada di rumah orangtuanya awal memulai merintis usaha rumah makan. "Iya ini rumah makan Eva Pane sebelum pindah ke samping atas sebelah kanan," ujar Adek.
Bermodalkan dana pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) bangunan rumah makan ini kembali dibesarkan Adek. Berbagai menu makanan masih tersedia. Tak lupa pecal dan ayam bakar khas rumah makan Eva Pane masih menjadi pilihan.
"Awalnya minjam Rp 15 juta dana KUR, inilah biaya membesarkan rumah makan dan tambah modal usaha," katanya.
Merintis usaha dimasa pandemi merupakan tantangan bagi Adek. Usahanya ikut terdampak pengunjung yang belum ramai membuatnya sedikit was-was. Namun berkat keyakinannya pengunjung selalu ada ditambah warga sekitar turut menjadi pelanggan tetapnya. "Alhamdulillah jualan tetap laku, harus tetap optimis," katanya.
Dalam berbisnis rumah makan Adek sudah memiliki pengalaman berkat sering membantu orang tua sebelumnya. Termasuk mengolah pecal khas dengan bumbu yang sama sewaktu orang tuanya berjualan dulu.
"Soal rasa mungkin samalah, karena bumbu dan penggilingannya juga sama," cetus Adek bercanda.
Parpocalan
Terpisah Amran (48) salah satu pengunjung menjelaskan sejarah awal berdirinya rumah makan Eva Pane. Sebelum rumah makan tempat tersebut dikenal sebagai tempat "parpocalan" atau tempat khusus jual pecal.
"Pengunjung datang sengaja untuk makan pecal, kadang pengunjung minta nasi dari itulah akhirnya jadi rumah makan," kata Amran.
Rumah makan Eva Pane ini juga memiliki menu khas gulai ayam bakar dan ikan bakar. "Sekarang juga ayam bakar masih ada"ujar Amran.