Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dairi. Puluhan pekerja PT WGM mengadukan nasib mereka ke Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu. Mereka aksi damai di depan Kantor Bupati Dairi, Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang, Selasa (15/3/2022).
Salah seorang peserta aksi, Rona Simanjuntak, mengatakan, aksi yang mereka lakukan untuk menyampaikan aspirasi agar Bupati Dairi lebih perhatian kepada warganya yang bekerja di PT WGM.
Disebutkannya, selama bekerja di perusahaan itu mereka mendapat perilaku tidak terpuji atau dibuat seperti sampah. "Sepertinya negara kita sudah dikuasai oleh pengusaha yang menjadi penguasa peraturan dan undang-undang," kata Rona.
Menurutnya, sebelumya mereka ingin meminta hak normatif yang telah ditetapkan pemerintah yang tak kunjung dibayar pihak perusahaan. Pada 7 Maret 2022, mereka mendatangi pihak manajemen perusahaan yang saat itu diterima salah seorang perwakilan perusahaan. Tapi mereka merasa dipermainkan dan pihak perusahaan menerima mereka dengan bahasa yang sombong dan angkuh.
"Pihak manajemen juga mengatakan tidak tahu masalah itu," sebut Rona.
Atas kejadian itu, malam harinya mereka dapat informasi mulai 8 Maret 2022 tidak bisa lagi bekerja atau diskorsing selama 2 minggu. Dan hal itu berlanjut, para pekerja yang tinggal di mess oleh pihak perusahaan diminta harus mengosongkan mess.
"Kami meminta kepada Bupati Dairi agar membela kami. Saat ini kami menuntut pembayaran selisih upah yang belum dibayarkan sesuai yang ditetapkan Dinas Kepengawasan Provinsi Sumatera Utara Wilayah UPT III Pematang Siantar," pinta Rona.
Dalam aksi yang dilakukan puluhan pekerja itu, tidak satupun dari Pemkab Dairi yang menerima mereka. Sebelum membubarkan diri perwakilan massa menitipkan surat selebaran rintihan kepedihan ke bupati yang disampaikan lewat Satpol PP.