Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Ini merupakan kenaikan pertama sejak 2018 silam. Kebijakan tersebut membuat aset dalam dolar AS tentu lebih menarik dibandingkan dalam bentuk denominasi lainnya termasuk rupiah. Tetapi ditengah ancaman adanya pembalikan modal tersebut, Bank Indonesia (BI) justru mempertahankan kebijakan suku bunga acuannya.
Setelah kebijakan BI tersebut, rupiah justru tidak bergejolak. Kinerjanya terpantau stabil dalam rentang harga yang tidak jauh berbeda dalam sepekan terakhir. Pada akhir pekan ini, rupiah berada di kisaran 14.340-an per dolar AS. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami pelemahan tipis sebesar 0,14% di level 6.954,96.
"Pasar keuangan masih dalam kondisi yang baik-baik saja sekalipun BI berseberangan dengan kebijakan Bank Sentral AS. Dan sejauh ini, dampak perang Rusia dan Ukraina juga tidak begitu besar memberikan tekanan seperti halnya kinerja bursa global khususnya di Asia," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Jumat (18/3/2022).
Jika menilai apa yang dilakukan BI ini mengacu kepada kinerja pasar keuangan sudah tepat. Padahal sebelumnya banyak pelaku pasar yang meyakni bahwa BI akan melakukan penyesuaian kebijakan seandainya The Fed menaikkan bunga acuannya. Namun nyatanya BI masih belum memperketat kebijakan moneternya yang berarti bunga acuan masih bertahan murah sejauh ini.
Berbeda dengan rupiah maupun IHSG yang tidak mengalami tekanan, harga emas dunia justru terpuruk dalam sepekan terakhir. Harga emas saat ini dijual di level US$ 1.934 per troy ons setelah sebelumnya sempat bertahan sebentar di atas US$ 2.000 per troy ons-nya. Harga emas tertekan dengan kebijakan kenaikan suku bunga acuan The Fed, negosiasi damai Rusia-Ukraina yang terus berlangsung ditambah dengan aksi jual secara teknikal.
Harga emas saat ini kalau dihitung berdasarkan kurs rupiah, maka harga logam mulia saat ini dikisaran Rp 895.000 per gram-nya. Dan untuk harga beli di butik harganya mulai meninggalkan angka Rp 1 juta per gram. "Secara fundamental, emas masih berpeluang tertekan. Sekalipun bisa diuntungkan jika konflik Rusia-Ukraina berkepanjangan," kata Gunawan.