Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Partai Demokrat (PD) kembali mewanti-wanti agar wacana penundaan Pemilu 2024 dihentikan. Demokrat mengimbau para elite politik agar menahan 'syahwat' yang tidak sesuai dengan undang-undang (UU).
"Kekuasaan memang membuka keinginan tindakan yang lebih besar dan leluasa, tapi kita semua kan sudah bersepakat pemilu dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Hormati itu, tahan nafsu, tahan syahwat politiknya," kata Wasekjen Demorkat Irwan kepada wartawan, Minggu (20/3/2022).
Irwan kemudian mengaitkan wacana penundaan pemilu dengan pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim). Anggota Komisi V DPR RI itu menganggap wacana penundaan pemilu tak sebanding dengan program pemindahan IKN.
"Tentu kalau pertanyaannya layakkah pemilu ditunda dengan alasan pemindahan IKN, maka jawabannya secara tegas dan final adalah tidak layak. Bukan saja tidak layak, tapi itu adalah khayalan setinggi-tingginya," tegas Irwan.
"Tujuan pelaksanaan pemilu dan pembangunan IKN itu dua sisi yang berbeda, tidak berhubungan sama sekali. Jangan bunuh demokrasi dengan isu IKN, terlalu mahal harganya, tidak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan," imbuhnya.
Lebih lanjut Irwan kemudian mengingatkan soal bulan Ramadhan yang sebentar lagi bakal diperingati. Anggota DPR dapil Kaltim itu berharap bulan Ramadhan dapat membersihkan kembali para elite politik dari niat-niat yang justru tak sesuai dengan UU.
"Pesan saya untuk para elite yang coba-coba bunuh demokrasi Indonesia, mari jadikan momentum Ramadhan yang sebentar lagi datang untuk bersihkan syahwat politik berkuasa lama. Semoga Ramadhan mampu membawa kita semua kembali fitrah, kembali bersih dari niat-niat yang jahat," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, PDI Perjuangan (PDIP) juga kembali berbicara soal wacana penundaan pemilu. Partai berlambang banteng moncong putih itu mengajak semua pihak bercermin kepada pentas wayang dengan lakon 'Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu', yang dihadirkan Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP bekerja sama dengan Paguyuban Wayang Orang Bharata.
Pementasan itu dilaksanakan di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3) malam. Pementasan itu disaksikan secara virtual Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan ditayangkan melalui akun YouTube resmi @bknppdiperjuangan.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut lakon itu sengaja dipilih untuk mengingatkan politik kekuasaan harus dibangun dengan mengedepankan moral, kebenaran, dan setia pada tatanan pemerintahan yang baik.
Hasto menceritakan dalam lakon itu menampilkan tokoh Begawan Wisrawa, sosok teruji dan memiliki daya spiritualitas yang tinggi, bijak, dan mampu menjadi pengayom. Namun, sebutnya, Begawan Wisrawa tetap seorang manusia biasa yang sering tak berdaya oleh bujuk rayu kekuasaan.
"Sastra Jendra menjadi bingkai moral untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan," kata Hasto. dtc