Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Bupati Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara, Nikson Nababan menyambut kunjungan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Sayuti bersama rombongan dalam rangka kunjungan kerja ke kawasan Danau Toba selama 3, dengan start pertama ke Tapanuli Utara dan berlanjut ke Kabupaten Samosir dan Toba.
Nikson Nababan pun menjamu makan malam Hariyadi Sayuti dan rombongan di rumah dinasnya di Tarutung. Selain mempererat kerja sama kedua daerah, gagasan dan ide untuk merawat nusantara dengan membuat Kampung Tapanuli di Kota Yogjakarta pun mencuat pada pertemuan kedua pemimpin.
Nikson Nababan mengucapkan terima kasih atas kunjungan Wali Kota Hariyadi ke kabupaten yang dipimpinnya, seraya bercerita mengenai pengalaman pribadinya sewaktu kuliah di Yogyakarta, dimana selama di sana, dia banyak memperoleh pelajaran hidup yang turut membentuknya hingga menjadi pimpinan daerah yang mayoritas penduduknya Batak Toba tersebut.
Pagi ini, Kamis (24/4) nedanbisnisdaily.com mewawancarai Bupati Nikson Nababan terkait kunjungan Wali Kota Yogjakarta ke Taput.
"Iya, tentu banyak persamaan antara Yogjakarta dan Tapanuli Utara. Daerah kita sangat kental dengan sejarah budaya (Batak) dan religius, sementara Yogjakarta juga sangat kental dengan budaya (Jawa) serta eksistensi kerajaan Yogjakarta dan kota pendidikan,"ucapnya.
Nikson mengakui, Yogjakarta sudah lebih mapan soal pendidikan, bahkan dijuluki menjadi kota pendidikan sekaligus bisa mengembangkan ke sektor pariwisata.
"Kita sedang belajar dari mereka dan menuju kesana, untuk kita kolaborasikan dengan memajukan sektor pariwisata,"kata Nikson.
Nikson Nababan juga mengungkapkan, bersama Wali Kota Hariyadi Sayuti juga menggagas sebuah ide untuk mendirikan kampung Tapanuli di Yogjakarta.
"Saya pikir itu gagasan brilian untuk merawat kebhinekaan dan kenusantaraan. Nanti akan menjadi tempat untuk ajang silaturahmi anak-anak Tapanuli yang ada di sana (Yogja), sekaligus untuk para keluarga mahasiswa," kata Nikson.
Bapak dulu pernah kuliah dan tinggal di Yogjakarta, apa yang bisa bapak rasakan di sana?
"Oh iya. semua dimulai dari mindset yang baik. Masyarakat Yogya secara perlahan bergerak dari ikon kota pendidikan yang menanjak pesat menuju kota dan daerah pariwisata. Seiring dengan itu daya saing dan demand semakin tinggi, pemicunya dengan berdirinya sejumlah perguruan tinggi yang mendorong pelaku usaha dan tempat wisata jadi maju dan SDM makin maju," papar Bupati.
"Nah, Tapanuli Utara yang memiliki karakteristik wilayah dan kekayaan sejarah, saya pikir sangat ideal jika mengadopsi konsep Yogjakarta," tambah Nikson.
Pengembangan perkotaan menjadi destinasi, Bapak melihat Yogja seperti apa?
"Yah, jadi sejak tahun 1992 saya sudah tinggal di sana. Itu misalnya, Jalan Malioboro yang menjadi ikon kota menjadi tempat nongkrong yang enak, kuliner dan UMKM-nya sangat bagus. Tidak ada salahnya kita buat di Tarutung, dan itu yang sedang kita garap sekarang dengan memberdayakan pelaku usaha /UMKM di sepanjang bantaran Sungai Sigeaon (Jalan Diponegoro), Jalan Sisingamangaraja dan di lantai satu Gedung Kesenian Tarutung, 'kata Nikson.
Nikson mengaku, membangun daerah/kota di wilayahnya terinspirasi juga dari Yogyakarta. Justru itu salah satu inspirasinya agar Universitas Negeri Umum Tapanuli Raya bisa berdiri di Tapanuli Utara, agar SDM maju dan pariwisata bisa berkembang karena triggernya dari sektor pendidikan.
"Bagaimana dari seluruh Indonesia bahkan dunia datang ke Tapanuli Raya untuk kuliah/sekolah. Kalau Yogyakarta adalah miniatur Indonesia, dengan berdirinya Universitas Negeri, Tapanuli Utara akan menjadi miniatur Pancasila," katanya.
Nikson Nababan juga mengungkapkan rasa syukur karena pernah menjadi bagian dari Yogyakarta.
“Kepada Pak Wali Kota, sangat apresiasi membuat Kampung Tapanuli di Kota Yogjakarta. Nama Tapanuli akan mencakup semua suku Batak, baik itu Toba, Karo, Pakpak, Simalungun dan Mandailing," tandas politikus PDIP ini
Wali Kota Haryadi Sayuti dalam pertemua itu juga mengaku sangat bersyukur bisa berada di Tanah Batak.
"Bahkan, saya sudah diajak pak bupati menikmati pemandangan Danau Toba yang sangat indah dari Hutaginjang, Kecamatan Muara, setelah disambut di Bandara Internasional Silangit," tuturnya.
Hariyadi menjelaskan, makna dari kunjungannya ke Danau Toba bukan cuma sekadar berenang, tetapi ingin menikmati salah satu daerah tujuan wisata prioritas, yakni Danau Toba.
"Kota pariwisata tumbuh dan berkembang dengan 3 suportif utama yaitu 'what to see' (apa yang dilihat); jelas yang dilihat adalah Danau Toba, what to eat and drink (apa yang bisa dimakan dan diminum) dan what to buy (apa yang bisa di beli)," papar Hariyadi.
Dia juga mengatakan, Pemko Yogjakarta siap berkolaborasi dengan Kabupaten Tapanuli Utara sebagai penyangga utama kawasan Danau Toba.
"Biarkan orang Jawa menjadi pengagum Danau Toba dan sebaliknya. Kita akan buat souvenir-souvenir yang indah yang bisa dijual di kawasan Danau Toba dari Yogyakarta dengan tetap bersentuhan dengan budaya Batak," imbuhnya.
Masih menurut Hariyadi Sayuti selain kerja sama pariwisata, Yogja juga siap bekerja sama dalam bidang pendidikan, salah satunya yaitu sekolah di Yogjakarta akan memprogramkan pertukaran siswa.
"Mereka akan belajar di Tapanuli Utara dan sebaliknya siswa dari Taput juga akan ke Yogya,” paparnya.
Hariyadi Sayuti juga sangat setuju dengan usulan Nikson Nababan untuk nama Kampung Tapanuli di Yogjakarta, karena lebih enak didengar dan diucapkan dan lebih mewadahi seluruh komunitas.
"Akan menjadi sejarah bahwa NKRI adalah harga mati dari bersatunya masyarakat Tapanuli dan masyarakat Yogykarta,” ungkapnya.