Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pandemi COVID-19 yang menyebabkan terbatasnya aktivitas masyarakat di luar telah mendorong peningkatan layanan restoran virtual yang menerapkan layanan pesan-antar di Kota Medan. Hal ini juga membuat layanan pesan-antar menjadi tren di kalangan masyarakat.
Co-Founder & President Hangry, Andreas Resha, mengatakan bahwa, meningkatnya layanan pesan-antar kuliner di masa pandemi tersebut menjadi peluang yang dimanfaatkan secara optimal oleh Hangry, startup perusahaan kuliner multi-brand yang telah berdiri sejak tahun 2019.
Andreas mengatakan, hasil survei yang pernah dilakukan beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa tiga bulan pertama pandemi COVID-19 berlangsung, pemesanan makanan dan minuman secara online meningkat hingga 20% dan tren tersebut berlangsung hingga kini.
Hal tersebut mendorong Hangry untuk melakukan penetrasi pasar di tengah-tengah masyarakat. Hingga saat ini Hangry telah membuka sekitar 73 outlet, termasuk dua outlet di Medan yang berada di Jalan Sutomo dan Setia Budi.
Andreas mengatakan, hingga akhir tahun ini outlet Hangry ditargetkan dapat menjadi 112 outlet dan untuk di Medan sendiri pihaknya menargetkan dapat memiliki antara 5-10 outlet. "Sampai saat ini Hangry membawa brand yang dibangun sendiri, yakni Moon Chicken by Hangry, San Gyu by Hangry, Ayam Koplo by Hangry dan Dari Pada by Hangry. Kami merupakan perusahaan dengan fokus bisnis pada layanan pesan antar," jelasnya, Kamis (24/3/2022).
Sebagai perusahaan multi-brand, Hangry menyajikan ragam menu mulai dari masakan Indonesia hingga makanan ala Korea. Pelanggan dapat memesan dari outlet terdekat melalui layanan pesan antar favorit seperti GrabFood, GoFood, ShopeeFood dan Hangry App. Hangry berharap peluncuran outlet di Medan ini adalah sebagai langkah yang menjadikan bisnisnya makin berkembang ke wilayah selain di Pulau Jawa.
Andreas mengatakan bahwa, keseluruhan outlet tersebut saat ini mampu menghasilkan 1 juta porsi makanan dan minuman untuk setiap bulannya. Sejalan dengan penambahan outlet hingga akhir tahun ini, startup kuliner ini menargetkan dapat menghasilkan 3 juta porsi makanan dan minuman yang dipesan konsumen setiap bulannya.
“Dengan model bisnis Hangry yang memiliki brand sendiri di dalam satu lokasi dapur bersama dan berfokus pada layanan pesan antar, kami yakin bahwa kehadiran di Medan dapat menjadikan Hangry sebagai pelaku industri kuliner yang bisa memenuhi kesukaan masing-masing selera masyarakat,” jelas Andreas.
Optimisme dalam membuka outlet di Medan juga tidak lepas dari keyakinan pada potensi pasar industri kuliner yang menjanjikan di Medan. Rei Safia, Head of Marketing Communications, Hangry mengatakan, Medan sebagai kota dengan populasi terbesar di provinsi Sumatra Utara dengan populasi terbesar keempat di Indonesia sangat menjanjikan bagi industri kuliner. Medan juga dikenal dengan makanannya yang enak-enak.
Dalam peluncurannya, Hangry menyediakan spesial promosi bagi pelanggan di Medan dengan memberikan potongan harga hingga 20% dan ekstra voucher sebesar 55%. Dengan pencapaian dan perkembangannya hingga saat ini, Hangry pun bertujuan menjadi top of mind dari masyarakat Indonesia akan produk kuliner Indonesia. Hangry juga melihat potensi menjadi game changer pada industri kuliner karena telah menjadi pionir dari bisnis sejenisnya.