Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Nisel. Pembangunan gedung SMA Negeri 3 Huruna Kecamatan Huruna, Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara (Sumut), tak kunjung tuntas alias mangkrak. Pasalnya pihak kontraktor membiarkan dan meninggalkan begitu saja bangunan itu hingga saat ini belum ada tindaklanjut pengerjaanya.
Ketua Komite SMA Negeri 3 Huruna, Yurisman Laia, menyebut sekolah tersebut mendapat bantuan pembangunan gedung sekolah sebanyak delapan paket pada tahun 2021. Kedelapan itu terdiri dari pembangunan ruangan komputer, ruangan laboratorium biologi, ruangan laboratorium fisika, ruangan UKS, ruangan tata usaha, ruangan kepala sekolah, ruangan jamban dan ruangan kimia.
SMA Negeri 3 Huruna ini sempat viral di media sosial pada tahun 2019 karena beratapkan daun rumbian, berlantai tanah serta berdinding papan. Sehingga atas hal tersebut, sekolah ini mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
“Para pelajar atau siswa sangat bahagia karena gedung sekolah mereka akhirnya mulai diperbaiki. Mereka pun berharap tak perlu lagi belajar di gedung darurat berlantai tanah dan beratap rumbia”, ungkap Yurisman Laia, saat ditemui dikediamannya pada Senin (28/3/2022).
Akan tetapi, lanjut Yuris Laia, proyek pembangunan gedung tersebut kini tak kunjung tuntas. Dari delapan paket proyek pembangunan yang dikerjakan itu, tak ada satu pun yang selesai dan masing menggantung semua, ada yang hanya sampai tiang dan dinding yang dikerjakan dan bahkan ada yang sama sekali belum dikerjakan.
Yurisman Laia, membeberkan bahwa pada tanggal 7 bulan Februari 2022 yang lalu saat mengikuti serah-terima kepala sekolah yang baru, mereka melihat papan proyek SMA Negeri 3 Huruna, di mana pekerjaan ini dimulai Agustus 2021 dan selesai Oktober 2021.
“Tapi, faktanya progres pekerjaan bervariasi ada yang nol persen progresnya, ada yang 20 persen dan ada yang 60 persen. Artinya dari delapan paket pembangunan di SMA 3 Huruna satupun tak selesai”, beber Yurisman Laia.
Saat itu, kata dia, sempat menanyakan kepada masyarakat soal pembangunan gedung itu ke masyarakat sekitar apakah masih dilanjutkan oleh rekanan.
Yurisman mengungkapkan bahwa sekolah itu terbangun atas bantuan dari Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, karena sempat viral.
Namun sekolah ini malah dibiarkan mangkrak oleh pihak rekanan, dimana pembangunan sekolah itu menelan anggaran mencapai miliaran rupiah.
Dia berharap Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dapat membentuk tim untuk mengusut status pekerjaan gedung sekolah itu.
Tidak hanya itu, Yuris, juga berharap penegak hukum mengusut mengapa proyek pembangunan sekolah ini mangkrak.
"Jika dilanjutkan di tahun 2022 ini kita minta Gubsu untuk memprioritaskan perusahaan anak daerah atau lokal jangan lagi seperti sebelumnya di mana paket ini dimenangkan oleh orang luar daerah yang tidak mengenal medan atau wilayah. Bilamana juga sudah dianggap selesai artinya sudah sebagian dibayar 100 persen, tentu kita minta supaya diusut”, pungkas Yurisman Laia.