Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kota Shanghai, Cina memberlakukan penguncian atau lockdown guna melakukan tes massal Covid-19. Kondisi ini sekaligus menjadi tanda bahaya untuk ekonomi dunia.
Lockdown dilakukan mulai Senin (28/3/2022) waktu setempat di bagian timur Shanghai. Masyarakat akan dilarang keluar selama empat hari saat tes massal dimulai. Setelah itu, lockdown akan dilakukan ke bagian lain Shanghai mulai Jumat (1/4/2022).
Melansir CNN, Selasa (29/3/2022), pengumuman lockdown itu membuat harga minyak mentah global turun tajam, karena dengan kebijakan lockdown diprediksi akan mengurangi permintaan dari konsumen. Seperti diketahui, Cina mengimpor sekitar 11 juta barel minyak per hari.
Namun, saham tetap bertahan. Shanghai Composite Index melaporkan pada penutupan Senin naik 0,1%. Bursa Efek Shanghai tetap buka, dan mengatakan akan menawarkan layanan online untuk perusahaan yang ingin melalui proses pencatatan saham.
Lockdown-nya Shanghai adalah masalah besar bukan hanya karena skala kota, tetapi juga karena hubungan keuangan dan ekonomi yang dalam.
Menurut ekonom Macquarie Capital, Larry Hu, Shanghai menyumbang sekitar 4% untuk ekonomi Cina. Terlebih karena itu adalah pusat utama ekonomi Cina, dampak tidak langsungnya juga bisa substansial.
Hu menambahkan, lockdown merupakan ancaman bagi target pertumbuhan ekonomi Cina sekitar 5,5%, yang sudah menjadi yang terendah dalam tiga dekade terakhir.
"Cina seharusnya dapat menahan virus dalam beberapa minggu ke depan, karena lockdown efektif. Tetapi Covid memang menimbulkan risiko pertumbuhan yang substansial di sisa tahun ini, karena penguncian berdampak besar," kata Hu.
Belanja konsumen dan sektor real estat Cina, yang sudah berada di bawah tekanan serius, kemungkinan akan menanggung beban terberat.(dtf)