Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Anggota Fraksi PKS DPRD Sumatra Utara (Sumut), Ahmad Hadian, menolak hilangnya (frasa) madrasah di draf revisi UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang saat ini tengah dibahas DPR RI. Menurutnya, menghilangkan frasa sama berarti tidak sejalan dengan gerakan revolusi mental yang digaungkan pemerintah.
"Selaku alumni madrasah dan juga mantan guru madrasah, saya keberatan jika madrasah dihilangkan dari sistem pendidikan nasional. Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia sangat familiar dengan keberadaan madrasah dan telah memberikan sumbangsih sangat besar bagi pembangunan SDM Indonesia. Banyak alumni madrasah kini menjadi pemimpin dan penentu arah kebijakan negara," kata Hadian, Sabtu (2/4/2022)
Sekretaris Komisi B DPRD Sumut ini menjelaskan, dihilangkannya frasa madrasah dalam draf UU Sisdiknas itu bukan hal sepele, meskipun Mendikbudristek telah mengklarifikasi bahwa madrasah akan tetap ada pada bagian penjelasan dari UU Sisdiknas tersebut.
"Biarlah pasal 17 ayat 2 UU Sisdiknas yang lama itu jangan diubah karena di situ dimuat tentang bentuk lembaga pendidikan dasar itu berupa SD / MI dan SMP / MTs. Itu sudah mengakomodir dan menghormati kearifan lokal negeri ini. Jika itu diganti dan dihilangkan, dikhawatirkan nantinya madrasah akan menjadi lembaga pendidikan kelas dua di bawah lembaga sekolah umum di negeri yang mayoritas muslim ini yang kemudian akan terjadi kesenjangan prioritas pendidikan kita," tegas Hadian.
Hadian mengingatkan, para pembantu presiden harus mendukung kampanye gerekan revolusi mental yang digaungkan Presiden Jokowi. Salah satunya dengan menguatkan muatan spiritual dalam pendidikan. Madrasah telah terbukti sebagai salah satu sarana pendidikan yang efektif bagi proses pembinaan mental anak bangsa.
"Dalam kurikulum madrasah terdapat konsentrasi terhadap muatan-muatan keagamaan Islam. Bicara soal mental spiritual tak akan bisa dilepaskan dari pendidikan agama. Pembangunan sebuah bangsa tidak cukup hanya dengan membangun fisik material semata, namun juga mental spiritual," tandas Hadian