Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah Ukraina menuduh Rusia telah melakukan genosida setelah temuan kuburan massal dan mayat-mayat warga sipil yang ditembak mati, tergeletak di jalanan di kota Bucha, dekat Kiev, ibu kota Ukraina. Rusia pun disebut lebih buruk dari kelompok ISIS.
Dilansir dari News.com.au, Senin (4/4/2022), pejabat-pejabat Ukraina mengatakan, setidaknya 410 orang telah ditemukan tewas di kota-kota dekat Kiev sejauh ini, dengan 300 orang tewas di Bucha, dan 57 jasad ditemukan dalam satu kuburan massal di sana.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan: "Rusia lebih buruk dari ISIS. Mereka membunuh warga sipil saat pergi - karena marah dan hanya karena mereka ingin membunuh.
"Kami masih mengumpulkan mayat-mayat tetapi jumlahnya sudah mencapai ratusan," imbuhnya.
Pemerintah Rusia telah membantah tuduhan bahwa tentaranya membunuh warga sipil. Moskow mengatakan tidak ada penduduk yang menderita akibat kekerasan dari pasukan Rusia dan menuduh pemerintah Ukraina mementaskan adegan mengerikan itu untuk media barat.
Namun, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengingatkan bahwa gambar-gambar mengerikan itu adalah bukti bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Wali Kota Bucha, Anatoly Fedoruk, mengatakan "semua orang ini ditembak", seraya menambahkan bahwa 280 mayat lainnya telah dimakamkan di kuburan-kuburan massal di tempat-tempat lain di kota itu.
Sementara itu, juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada BBC bahwa "itu terlihat persis seperti kejahatan perang".
"Kami menemukan kuburan massal. Kami menemukan orang-orang dengan tangan dan kaki diikat ... dan dengan tembakan, lubang peluru, di belakang kepala mereka," katanya.
"Mereka jelas warga sipil dan mereka dieksekusi," cetusnya.
Sementara itu, secara terpisah, Menteri Luar Negeri Liz Truss menyerukan agar serangan itu "diselidiki sebagai kejahatan perang". Dia bersikeras: "Kami tidak akan membiarkan Rusia menutupi keterlibatan mereka dalam kekejaman ini melalui disinformasi yang sinis," ujarnya.(dtc)