Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
JIKA melihat rekam jejaknya sebagai prajurit intelijen, maka wajar rasanya jika perwira 42 tahun ini terbiasa bekerja dalam diam. Prosesnya tidak diketahui secara luas, dan hasilnya hanya diketahui kalangan terbatas.
Pun ketika ditempatkan ke posisi dengan kapasitas yang lebih luas, kebiasaannya itu tampaknya masih membekas. Hasil kerjanya sering tidak tersorot meski sebenarnya itu kadang diperlukan.
Hal itu seperti terlihat dalam 20 bulan masa dinasnya sebagai Dandim Labuhanbatu. Dimana beberapa hasil kerjanya tidak ter ekspos meski sebenarnya wajar diberitakan secara luas.
Misalnya seperti, Program TMMD 2021 di Labura, dimana personilnya berhasil membuat jalur/jalan baru bagi masyarakat beberapa desa yang terletak di kaki pegunungan Bukit Barisan. Dimana program ini sepertinya hanya diberitakan secara terbatas .
Atau contoh lainnya ialah keberhasilan Kodim 0209/LB membantu polisi mengamankan Pilkada di 3 Kabupaten, yang diwarnai dengan beberapa pemungutan suara ulang (PSU). Gaungnya juga tidak kedengaran luas.
Meski kondisinya begitu, namun hal itu ternyata bukan disebabkan hubungan yang tidak harmonis antara Dandim 0209/LB Letkol Inf Asrul Kurniawan Harahap dengan wartawan. Bahkan sebaliknya, disepanjang karirnya Dandim Asrul sebenarnya terbiasa berhubungan baik dengan wartawan.
Baginya wajib hukumnya anggota intilijen untuk dekat dengan wartawan. Alasannya kesamaan peran keduanya sebagai pencari dan pengumpul informasi, akan saling menunjang keberhasilan tugas masing-masing.
Pengakuan itu disampaikan suami Ely Novitasari tersebut saat mengundang wartawan dalam acara ramah tamah di Markas Kodim 0209/LB pada akhir Maret lalu. Meski terus tertunda, kegiatan ini menurutnya sudah lama direncanakan dan diharapkan dapat mewujudkan kedekatan yang dimaksudkannya tersebut.
"Bagi anggota Intel itu ada dua kelompok yang harus didekati. Keduanya yaitu wartawan dan OK. Karena itu saya tetap merasa perlu dilakukan kegiatan temu ramah dengan wartawan ini. Meski terus tertunda, saya beranggapan itu tetap lebih baik daripada tidak sama sekali," kata Asrul
Karena itu dalam kesempatan tersebut, pria yang lahir pada 22 Desember 1979 ini, dengan rendah hati menyampaikan permohonan maafnya karena acara ramah tamah ini baru bisa dilaksanakan setelah sekian lama dia bertugas. Selain itu Asrul tak lupa menceritakan sisi-sisi kehidupannya agar tujuan saling mengenal bisa terjadi.
Mengawali kisahnya, lulusan Akademi Militer 2001 ini mengatakan dirinya merupakan putra asli Gunung Tua, Paluta. Lahir dan besar di kota tersebut dan mulai merantau sejak bangku SMA.
"Saya SD dan SMP di Gunung Tua. Setelah tamat SMP saya berpikir kalau terus disini saya akan jadi apa. Lingkungan saya itu agak bandel. Karena itu SMA akhirnya saya sekolah ke Medan," ujar Asrul.
Setamat SMA pada 1998, putra pasangan Adnan Harahap dan Nurhayati Simbolon ini lalu mencoba mengikuti seleksi Akademi Militer. Setelah menyelesaikan berbagai ujian Asrul ternyata lulus pada kesempatan pertama nya tersebut.
Tiga tahun pendidikan di Magelang dijalaninya. Hingga tahun 2001 dia pun dilantik menjadi prajurit TNI dengan pangkat Letnan Dua.
Setahun setelah lulus, Asrul kemudian mengikuti pendidikan pengembangan spesialis intelijen. Pendidikan ini kemudian membuat dia banyak ditugaskan dalam bidang intilijen.
Jabatan pertamanya dalam bidang intilijen ialah saat ditunjuk sebagai pejabat sementara (Pjs) Perwira Seksi (Pasi) Lidik di Bataliyon Infanteri (Yonif) 122/TS (Tombak Sakti). Jabatan itu dipegangnya selama lima bulan saat dia berpangkat Letnan Satu pada tahun 2005 silam.
Kemudian dia dipindah ke di Yonif 121/MK (Macan Kumbang) dengan jabatan yang sama. Sebelum naik menjadi Komandan Kompi, Asrul terlebih dahulu dipercaya sebagai Pasi Log selama hampir setahun untuk memperkaya pengalaman nya.
Sewaktu menjabat Pasi Log tersebut, Asrul juga mengikuti pendidikan lanjutan dengan menjadi siswa Kursus Perwira (Suspa) Intel Ter pada tahun 2007. Sebelumnya ia juga sudah mengikuti latihan PJD (Pertempuran Jarak Dekat) pada tahun 2004.
Usai mengikuti Suspa tersebut alumni SMA Negeri 3 Medan ini, kemudian dipercaya menjadi komandan Kompi (Danki) Senapan A di Yonif 121/MK, saat berpangkat Lettu. Lalu setelah 1,4 tahun menjadi Danki Senapan dia pun dipercaya menjadi Danki Bantuan.
Jabatan ini di dudukinya pada Maret 2009 atau sebulan sebelum kenaikan pangkatnya menjadi Kapten. Jabatan ini dipegangnya srlama lebih dari 2 tahun.
Bertugas di Medan, Pekanbaru, Makasar dan Surabaya
Selanjutnya sejak tahun 2011, Asrul mulai bertugas di kota-kota besar. Tercatat sejak tahun itu, dia mulai berkelana ke berbagai kota besar antara lain Medan, Pekanbaru, Makasar dan Surabaya.
Saat di Medan, Asrul bertugas sebagai Pasi Ops di Kodim 0201/BS dan Pabanda Pam Intel di Kodam I /BB. Hampir dua tahun Asrul ditempatkan di kota yang menjadi barometer Indonesia bagian barat tersebut.
Kemudian setelah bertugas di Medan Asrul kembali ditempatkan di barak, dengan menjadi Wadan Yonif 132/Bima Sakti di Kabupaten Kampar, Riau. Selama setahun dia menjadi orang nomor dua di batalyon infanteri tersebut.
Setelah itu Asrul kemudian menjadi Kasdim di Kodim 0301/PBR Pekanbaru. Jabatan di Ibukota Provinsi Riau itu diembannya sejak Juli 2014 hingga ia mengikuti pendidikan Seskoad di tahun 2016.
Lulus dari Seskoad, pria ini kemudian berlabuh di ibu kota Sulawesi Selatan, Makasar. Disana dia ditunjuk sebagai Pabandya Min Sintel di Kodam VII /Wirabuana.
Jabatan di Kodam yang namanya kemudian diganti menjadi Kodam XIV/Hasanuddin ini, di pegang Asrul sejak November 2016 hingga September 2018. Tugas di Makassar ini tentu memperkaya pengalaman Asrul, setelah sebelumnya bertugas di Medan.
Jinakkan Surabaya
Setelah Makassar, Asrul ternyata dipindahkan ke Surabaya dan menjadi Komandan Detasemen Intilijen di Kodam V /Brawijaya. Meski tugas berat menanti di depan matanya, penempatan di Surabaya tentu akan membuat pengalaman Asrul menjadi lebih komplit.
Hal ini tentu menjadi berkah bagi penyuka sepakbola ini. Karena itu tugasnya mengamankan pilpres 2019 dihadapinya dengan energi positif.
"Jawa Timur adalah barometer percaturan apapun yang ada di Indonesia. Dengan jumlah penduduk 37 juta jiwa di 18 Kabupaten/Kota, Jawa Timur adalah tantangan terbesar. Apapun itu semua ada disana," ungkapnya.
Tugasnya tersebut ternyata berhasil dijalani Asrul dengan baik. Pilpres 2019 di Jawa Timur berlangsung dengan aman dan lancar, tanpa ada gangguan berarti.
Kondisi itu membuat Asrul pun dinilai berhasil oleh pimpinannya. Imbasnya setelah 22 bulan di Jawa Timur, Asrul dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi yaitu menjadi Komandan Kodim.
Balik Kampung
Entah kebetulan ataupun karena berhubungan dengan prestasinya, Asrul ternyata ditempatkan di kampung halamannya. Ya, sejak Juli 2020, dia resmi menjabat sebagai Dandim 0209/LB, menggantikan Letnan Kolonel Inf Santoso.
Meski lahir dan besar di Gunung Tua, Paluta, Asrul merasa Labuhanbatu merupakan kampung halaman keduanya. Alasannya Asrul sudah familiar dengan wilayah ini disebabkan banyaknya kerabat keluarganya yang berdomisili di Labuhanbatu. .
"Dari kecil saya sudah akrab dengan wilayah Labuhanbatu ini, sudah familiar karena sering berkunjung. Banyak kerabat saya disini," ujarnya..
Itulah sebabnya, Asrul menerima dengan senang hati saat ditawari menjadi Manajer PS Poslab (Persatuan Sepakbola Labuhanbatu ) saat berlaga di Liga 3 PSSI kemarin. Kesediannya itu didorong oleh keinginanannya untuk menciptakan prestasi bagi anak-anak muda Labuhanbatu.
"Jika belum bisa menciptakan prestasi, minimal saya bisa mendukung perjuangan mereka. Karena bagaimanapun olahraga dan berkompetisi itu sangat baik untuk untuk pembentukan karakter yang kuat," imbuh Asrul.
Kesadaran itu jugalah yang akhirnya membuat Asrul membuat turnamen antara Sekolah Sepakbola memperebutkan piala Dandim 0209/LB pada Agustus 2021 lalu. Selain sebagai wadah berkompetisi dan berprestasi, turnamen ini rencananya akan digelar secara kontinyu agar tercipta iklim positif bagi generasi muda Labuhanbatu.
Menciptakan iklim ini merupakan cara Asrul memajukan kampung halamannya. Iklim yang berkarakter kuat, berani berjuang dan pantang menyerah serta iklim yang menjauhkan generasi muda dari pergaulan negatif.