Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tim peneliti dari Jaringan Advokasi Masyarakat Sumatera Utara (JAMSU) menyebut Kawasan Danau Toba (KDT) saat ini tengah terancam. Ancaman itu menyangkut lingkungan, mata pencaharian dan sosial. Ada 6 ancaman yang ditemukan JAMSU.
Penelitian ini dilakukan JAMSU selama satu tahun terakhir. Adapun NGO yang tergabung dalam JAMSU yakni, Bakumsu Bitra, KSPPM, Petrasa, YAK, YDPK dan Yapidi. Keenam ancaman itupun dipaparkan dalam seminar yang berlangsung di Kabupaten Samosir, Sumut, Selasa (5/4/2022).
Adapun keenam ancaman itu, yakni
ancaman atas kerusakan mata pencaharian sistem lokal, ancaman pengabaian atas sistem adat, potensi konflik dan marginalisasi, ancaman atas peningkatan krisis ekologis air dan potensi bencana ekologis lainnya. Kemudian ancaman pergeseran dan peluruhan budaya lokal serta ancaman pergeseran dan peluruhan budaya lokal dan penyimpangan peraturan dalam implementasinya.
"Harapannya temuan yang diungkap di seminar ini menjadi bekal informasi kepada pemerintah kabupaten di KDT untuk mengubah paradigma membangun pariwisata yang berbasis industri dengan yang berbasis kearifan lokal. Masyarakat harus menjadi subjek utama yang dilibatkan dalam setiap pembangunan terkhusus pariwisata. Agar pembangunan ke depannya tidak lagi menghancurkan ekologi Danau Toba dan menghilangkan hak ekonomi, sosial dan budaya masyarakat setempat," kata Juniaty Aritonang mewakili JAMSU, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/4/2022)
Seminar ini, kata Juni, dilakukan sebagai sarana diseminasi hasil riset yang telah dilakukan oleh JAMSU di 6 (enam) wilayah di Sumut. Di antaranya di Desa Buntu Mauli, Kabupaten Samosir, Desa Huta Ginjang Kabupaten Tapanuli Utara, Desa Sibolangit dan Pangambatan Kabupaten Karo. Desa Nagori Sait Buttu, Kabupaten Simalungun dan Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi.
Seminar dengan tema "Kebijakan Pembangunan di Kawasan Danau Toba terhadap Ekologi dan Pemenuhan Hak-Hak Ekosob Masyarakat" ini dihadiri Asisten III Pemkab Samosir, Waston Simbolon sekaligus membuka seminar.
Hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Samosir, Tetti Naibaho dan Dosen Universitas HKBP Nomensen Medan, Dr Dimpos Manalu sebagai penanggap. Kemudian Kabag Pembangunan Kabupaten Dairi dan Pemerintah Kabupaten Samosir mewakili Bappeda, Rikardo Simbolon. Juga dihadiri masyarakat di Kawasan Danau Toba, seperti dari Kabupaten Taput, Toba, Samosir, Karo, Dairi.