Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jenewa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi adanya lebih dari 100 serangan terhadap perawatan kesehatan di Ukraina. WHO juga menyerukan akses kemanusiaan ke kota Mariupol yang dikepung pasukan Rusia selama berminggu-minggu.
"Sampai sekarang, WHO telah memverifikasi 103 insiden serangan terhadap perawatan kesehatan, dengan 73 orang tewas dan 51 orang lainnya luka-luka, termasuk tenaga kesehatan dan pasien," sebut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, seperti dilansir AFP, Jumat (8/4/2022).
Tedros menyebut jumlah korban tewas itu sebagai 'tonggak pencapaian yang suram'.
Dari serangan-serangan yang dikonfirmasi, sebanyak 89 serangan di antaranya berdampak pada fasilitas-fasilitas kesehatan dan sebagian besar berdampak pada kendaraan transpor, termasuk ambulans.
"Kami marah karena serangan-serangan terhadap perawatan kesehatan terus berlanjut," ucap Tedros, sembari menyebut serangan semacam itu mengarah pada 'pelanggaran hukum kemanusiaan internasional'.
Secara terpisah, Direktur WHO untuk Kawasan Eropa Hans Kluge dalam konferensi pers di Lviv, Ukraina, menyesalkan bahwa meski bantuan kesehatan telah menjangkau banyak 'area-area terdampak', beberapa area masih tidak bisa dijangkau.
"Memang benar beberapa tetap sangat sulit. Saya pikir prioritasnya tentu saja, saya rasa kita semua sepakat, adalah Mariupol," cetusnya kepada wartawan setempat.
Terletak di wilayah Ukraina bagian tenggara yang strategis, antara Crimea yang dicaplok Rusia dan wilayah Ukraina bagian timur yang dikuasai separatis pro-Rusia, kota Mariupol menjadi lokasi sejumlah serangan paling sengit dari pasukan Rusia.
Warga setempat telah berbicara soal kehancuran total dan kondisi yang mengerikan. Populasi kota Mariupol menyusut dari 400.000 jiwa sebelum konflik menjadi hanya 120.000 orang saat ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia memblokir akses kemanusiaan terhadap Mariupol untuk menyembunyikan bukti 'ribuan' orang tewas di sana.
Dalam pernyataannya, Kluge menekankan bahwa WHO 'telah mengantarkan lebih dari 185 ton pasokan medis ke area-area paling terdampak di negara itu, menjangkau setengah juta orang'.
Ditekankan juga oleh Kluge bahwa '50 persen apotek di Ukraina diperkirakan tutup dan 1.000 fasilitas kesehatan berada di dekat area konflik atau area yang kendalinya berganti'.
Kluge juga menegaskan bahwa serangan terhadap layanan perawatan kesehatan merupakan 'pelanggaran hukum kemanusiaan internasional' yang jelas, namun menambahkan bahwa bukan mandat WHO untuk mengaitkan serangan itu dengan para pelaku dan pihaknya hanya memverifikasi serangan-serangan yang terjadi.(dtc)