Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Washington DC. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Pertemuan akan dilangsungkan pada Mei 2022.
"Akan menunjukkan komitmen abadi Amerika Serikat terhadap ASEAN," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP, Minggu (17/4/2022).
"Adalah prioritas utama bagi administrasi Biden-Harris untuk menjadi mitra yang kuat dan dapat diandalkan di Asia Tenggara," kata pernyataan itu.
KTT ini mulanya dijadwalkan pada 28 dan 29 Maret sebelum dinyatakan ditunda. Kini, pertemuan akan berlangsung pada 12 dan 13 Mei mendatang.
Pertemuan itu ditunda di tengah laporan bahwa para pemimpin beberapa anggota ASEAN memiliki masalah penjadwalan, dan karena krisis Ukraina terus semakin dalam.
Amerika Serikat telah lama mengatakan bahwa memperkuat hubungannya dengan Asia adalah prioritas kebijakan luar negeri.
Pada tanggal 29 Maret lalu, Biden bertemu dengan anggota ASEAN, Perdana Menteri Lee Hsien Loong dari Singapura, di Gedung Putih. Pada pertemuan itu Biden mengatakan dia ingin memastikan bahwa kawasan itu tetap "bebas dan terbuka".
Biden telah berpartisipasi dalam pertemuan puncak secara virtual dengan para pemimpin ASEAN pada bulan Oktober tahun lalu.
Jen Psaki mengatakan dalam KTT itu, Biden mengumumkan inisiatif untuk memperluas keterlibatan AS dengan ASEAN mengenai COVID-19, perubahan iklim, pertumbuhan ekonomi, dan banyak lagi.
Persaingan yang tegang dengan China telah menjadi salah satu tantangan kebijakan luar negeri terbesar bagi Amerika Serikat.
Anggota ASEAN, yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Beberapa dari negara itu telah mengalami gesekan dengan Beijing.
Pernyataan AS ini tidak menjelaskan apakah para pemimpin Myanmar benar-benar akan hadir. Pemerintah menuduh para pemimpin militer negara itu melakukan "genosida" terhadap minoritas Rohingya.
ASEAN telah berusaha untuk menemukan solusi diplomatik sejak militer mengambil alih kekuasaan di sana dalam kudeta tahun 2021. Namun upaya itu masih sia-sia.(dtc)