Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Sejumlah pendeta yang menjadi pengurus di Badan Musyawarah Gereja Nasional (Bamagnas) Cabang Tapanuli Utara, Selasa (19/4/2022), bertemu dengan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, di ruang kerjanya, di Jalan Suprapto, Tarutung.
Ketua Bamagnas Taput Pdt. Donald Pieter Sinaga, MA, M.Ag, berbicara panjang lebar kepada bupati, terkait pentingnya sinergitas pemerintah dan gereja dan pendeta dilibatkan dalam mensukseskan pembangunan, sosial kemasyarakatan dan peningkatan ekonomi.
Dalam audiensi, Pendeta muda ini juga menyampaikan 3 kegiatan yang akan dilakukan Bamagnas Taput dalam waktu dekat, diantaranya; tanggal 29 April akan merayakan Paskah bersama warga binaan di Rutan Tarutung.
Kemudian, melakukan gerakan Jumat bersih di jalan protokol D.I Panjaitan dan Jalan Sisingamangaraja, kota Tarutung.
"Jadi gaungnya, melalui kegiatan yang dimotori pendeta ini, akan menggerakkan jemaat untuk ikut berperan dalam kebersihan kota, sebab ketika pemerintah sudah melakukan Jumat bersih, gereja juga harus mendukung dan melakukan gerakan yang sama," kata Pdt.Donald Pieter Sinaga kepada Bupati Nikson Nababan.
Selanjutnya, pada Agustus 2022 mendatang, Bamagnas Taput akan mengumpulkan 100 orang pemuda Kristen untuk mengikuti seminar dengan mendatangkan 'trainer' handal Bambang Prakosu. Ia seorang jurnalis senior dan merupakan CEO dari Alfateta Indonesia Mind Power Academy.
Bupati Taput Nikson Nababan dengan senang hati menyambut sejumlah kegiatan tersebut serta buah-buah pemikiran para pendeta untuk ikut mendukung pemerintah mensukseskan pembangunan yang lebih maju.
Disisi lain, bupati juga berbicara soal ideologi berbangsa dan bernegara, termasuk kemajemukan, perbedaan agama dan suku, serta kiat merawat kebhinekaan, yang saat ini sudah sangat baik di bawah pemerintahan presiden Jokowi.
Menurutnya, sebuah negara demokrasi yang didalamnya ada perbedaan dapat dirawat dengan bagus, ketika di dalamnya ada organisasi, institusi dan pemerintahan yang tetap berpedoman terhadap sejarah berdirinya NKRI.
"Jadi, pemahaman dalam konteks nasional dalam ideologi bernegara ini merupakan sosialisasi bersama, tidak terkecuali para pendeta,"imbuh Nikson Nababan.
Politisi PDIP ini juga mengungkap beragam hal tentang pemikiran Bung Karno terutama tentang perbedaan yang harus dianggap menjadi kekayaan.
"Maka ketika Bung Karno memerdekakan republik ini bersama 'founding fathers' lainya, jelas beliau menuliskan tentang landasan bernegara yang merupakan cikal bakal Pancasila,"ungkapnya.
Masih mengutip buah pemikiran Bung Karno, Nikson menyebutkan Negara mengakui semua agama, apapun itu termasuk kemanusiaan yang adil dan beradab yang mengamanatkan sesama manusia jangan saling menginjak dan menjajah ekonomi, hingga Indonesia menjadi negara anti kapitalisme dan liberialisme, tetapi menganut sosialisme, tetapi bukan dalam konteks komunis.
Tidak kalah penting menurut Nikson Nababan, keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang mengamanatkan bangsa Indonesia harus menjadi tuan di negeri sendiri dan tidak boleh menjadi budak.
Pemikiran Bung Karno sambung Nikson Nababan dipertegas lagi dalam Trisakti, diantaranya, Indonesia harus berdaulat ditengah-tengah bangsa lain dan menentang terhadap terjadinya intoleransi.
"Lantas, apa yang harus kita perbuat di republik ini adalah kesadaran kolektif untuk merawat Nusantara dengan perbedaan itu,"tutup Nikson Nababan.
Ikut dalam audiensi ini antara lain Sekretaris Bamagnas Taput : Pdt. Alden Hasugian dari GSJA, Bendahara : Maiddun Mahulae dari Katolik, Pdt. James Tampubolon S.T dari GPP , Pdt. Ismawati Mungkur dari GPP, Osda Situmorang S.Pd dari GKPI, Tina Sitorus S.Pd dari Gereja Pentakosta dan Waringin Hutabarat SE (Kepala Capem Tarutung Bank Sumut).