Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Selama tiga hari perdagangan di pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah berada dalam tekanan hebat seiring terus memburuknya kinerja pasar keuangan global. Ditambah lagi dengan intensitas perang yang kian meningkat antara Rusia-Ukraina. Kondisi ini juga diperburuk dengan ancaman kenaikan bunga acuan global dan laju inflasi yang masih dalam tren naik.
IHSG selama pekan ini terus berada di zona merah, meskipun pada perdagangan Selasa mampu ditutup di zona hijau. Tetapi pada hari ini, IHSG harus ditutup turun di bawah level psikologis 7.200. IHSG melemah 0,49% di level 7.196,76. Sementara itu mata uang rupah pada perdagangan pekan ini nyaris mendekati level 14.500 per dolar AS.
"Rupiah bahkan sempat terpuruk hingga 14.480 sebelumnya, meskipun saat ini diperdagangkan dikisaran 14.400 per dolar AS. Kinerja pasar keuangan domestik mengalami pukulan berat seiring dengan tekanan pasar keuangan global yang juga dalam ketidakpastian dan tren turun," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Rabu (27/4/2022).
Disisi lainnya, ancaman kenaikan bunga acuan dari Bank Sentral AS memicu tekanan pada harga emas. Sejauh ini harga emas turun dikisaran US$ 1.895 per troy ons. Penurunan harga emas ini memang sudah jauh hari diperkriakan. Dan perang yang masih berlangsung pada dasarnya bisa menjadi motor penguatan emas.
Tetapi sepertinya isu perang saat ini masih mampu ditutupi dengan kemungkinan kenaikan bunga acuan The Fed yang membuat dolar AS menguat. Pemicu pelemahan harga emas saat ini memang lebih banyak dimotori oleh penguatan dolar AS. "Begitupun, belum bisa dipastikan tren harga emas selanjutnya. Meski turun, namun lompatan pada harga emas bisa terjadi kapan saja. Terlebih jika eskalasi perang terus mengalami peningkatan," kata Gunawan.