Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kalangan pengusaha merespons wacana kewajiban penjualan batu bara dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) yang naik menjadi 30%. Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir menilai, hal tersebut perlu ditinjau kembali mengingat kebijakan DMO yang saat ini berlaku dinilai lebih dari cukup.
"Tolong dikaji ulang saya, karena selama ini menurut saya more than enough," katanya dalam program Ask d'Boss detikcom, Sabtu (30/4/2022).
Pria yang akrab disapa Boy Thohir ini kemudian bicara masalah krisis pasokan batu bara yang dialami PT PLN (Persero). Ia menepis hal itu terjadi karena pengusaha lebih memilih ekspor.
Dia mengatakan, masalah sebenarnya ialah batu bara memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal itu menjadi tantangan manajemen PLN.
"Enggak (gencar ekspor), sebetulnya bukan begitu, kalau kita bicara kebutuhan batu bara dalam negeri itu sangat mencukupi. Dengan DMO yang 20% sampai 25% itu melebihi kebutuhan dalam negeri. Yang jadi masalah memang karakteristik daripada batu bara itu kan macam-macam, kadar kalorinya beda, sulfurnya beda, apa segala macam beda. Sehingga, memang temen-temen di PLN harus melakukan manajemen logistik yang nggak mudah juga," paparnya.
Meski begitu, Boy Thohir mengatakan, hubungannya dengan PLN sangat baik. Pihaknya kembali mengirimkan batu bara ketika PLN mengalami kekurangan.
Kembali, dia menuturkan, persoalan batu bara bukan karena ketiadaan pasokan.
"Kembali menurut saya karena masalah manajemen logistik, bukan masalah ketiadaan suplai batu bara," ujarnya.(dtf)