Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MENDIDIK dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani.
Hari Pendidikan Nasional merupakan hari untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara sebagai pelopor dan tokoh kharismatik pendidikan di era kolonialisme. Peringatan hari istimewa tersebut ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai hari bersejarah atas lahirnya pendidikan di Indonesia. Tepatnya yang kita peringati setiap satu kali dalam setahun pada tanggal 2 Mei.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional sebuah momen bersejarah untuk merefleksikan kembali industri pendidikan kita yang semakin hari mengalami berbagai perubahan yang cukup signifikan. Kita bisa melihat dengan lahirnya berbagai metode pembelajaran baru berbasis teknologi saat ini menunjukkan pendidikan kita terus bertransformasi secara cepat.
Pendidikan adalah suatu pintu peradaban manusia menuju masa depan sejuta harapan. Pendidikan sebagai tiket bagi siapapun, oleh siapapun dan dari mana pun untuk belajar memupuk dan meningkatkan kualitasnya. Dimana, semua orang memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk berkompetisi meraih mimpi menjadi generasi berprestasi, ulet dan cerdas.
Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar Pasal 31 ayat 1, yaitu, setiap warga negara berhak mendapat pendidikan sesuai dengan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara di dalam alinea keempat, yaitu pemerintah negara Indonesia antara lain berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 11 ayat 1 berbunyi “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi".
Bisa disimpulkan bahwa setiap warga negara dengan latar belakang yang berbeda- beda berhak mendapatkan pendidikan yang layak, meluas, merata, dan berkeadilan.
Kualitas pendidikan di Indonesia memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya pada era pendidikan teknologi digital saat ini. Dimana, pada era teknologi digital ini sektor pendidikan dituntut untuk dapat beraptasi, berpikir kritis, kreatif, produktif dan dapat memecahkan suatu persoalan pendidikan melalui sebuah pendekatan teknologi secara komprehensif.
Kompetisi pendidikan di era teknologi komputer dan internet seperti sekarang ini sangatlah ketat. Artinya, siapa yang cepat akan menjadi pemenang, dan siapa yang lambat akan tertinggal. Jika pendidikan kita tidak mampu beradaptasi dan berpikir secara kreatif, berpikir secara luas dan memanfaatkan teknologi dengan pengetahuan yang ada dengan maksimal, maka dengan otomatis sektor pendidikan kita akan mengalami kesulitan untuk bersaing di dunia pendidikan secara global.
Untuk melahirkan pendidikan berkualitas maksimal melalui pendidikan teknologi dewasa ini, maka diperlukan kontribusi besar dari guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan maksimal sesuai tuntutan zaman. Terutama dalam melaksanakan kegiatan proses belajar dengan menggunakan teknologi dan internet sebagai landasan peningkatan kompetensi peserta didik. Karena kualitas peserta didik tidak lahir dengan tiba-tiba, namun kualitas tersebut akan terbentuk dan terasah atas bimbingan serta motivasi dari seorang guru.
Sebab, secanggih apapun teknologi dan infrastruktur yang disediakan oleh lembaga pendidikan untuk mengintervensi proses pembelajaran kepada siswa, guru tetap menjadi kunci dan stimuli utama dalam meningkatkan kompetensi prestasi siswa.
Untuk mendukung pendidikan berkualitas tinggi dan komprehensif, di sini saya akan menjelaskan beberapa konsep penting yang perlu di perhatikan serta di lakukan oleh para pendidik dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Pertama eksplorasi. Pendekatan eksplorasi yang dimaksud di sini adalah guru memanfaatkan media pembelajaran seperti teknologi digital sebagai laboratorium kompetitif untuk menggali berbagai informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang akan diterapkan kepada siswa. Fitur-fitur digital seperti buku-buku elektronik dan lain-lain dapat digunakan oleh guru maupun siswa untuk menciptakan suasana belajar yang komprehensif. Sehingga peserta didik menjadi lebih mudah mengamati, membedakan dan membedah ilmu pengetahuan lebih kompleks.
BACA JUGA: Pengangguran dan Generasi Produktif
Kedua elaborasi. Pendekatan elaborasi yakni, membiasakan peserta didik untuk kooperatif dan kolaborasi. Dimana, peserta didik di dorong dalam mendiskusikan hasil eksplorasi melalui analisis dan pengujian terhadap suatu permasalahan dengan gagasan kritis. Guru dalam hal ini menjadi fasilitator bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan kreatif tanpa ada rasa takut dalam diri peserta didik.
Sedangkan yang ketiga adalah konfirmasi. Pendekatan konfirmasi adalah suatu proses umpan balik peserta didik dari pengetahuan dan pengalaman yang di dapatnya melalui akses pembelajaran digital dan siap untuk di aplikasikan di berbagai kegiatan akademik. Guru berperan mendorong siswa untuk memanfaatkan pengetahuannya dari sumber terpercaya agar lebih menguatkan penguasaan kompetensi diri.
Subjektivitas dari konsep tersebut adalah untuk menghasilkan produk pendidikan pelajar yang konkrit dan kontekstual.
Guru dan siswa ibarat sebuah trilogi yang saling terhubung oleh kebutuhan satu dengan lainnya. Dimana, guru dan peserta didik saling berkotribusi dan berpartisipasi dalam meningkatkan kapasitas pendidikan secara bersama sama. Seperti semboyan pendidikan kita "Tut Wuri Handayani", Di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh.
Eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan merdeka belajar adalah suatu prinsip untuk membangun kualitas dan kreativitas pendidikan yang lebih leluasa. Merdeka belajar artinya memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengekplorasi seluruh pontensi dan pengetahuan yang dimilikinya dengan pendekatan inovasi sesuai kemampuan siswa.
Hadirnya konsep merdeka belajar yang di gagas oleh Kemendikbud, tentu menjadi standar pembelajaran yang lebih aman dan menyenangkan untuk mengaktifkan pola pikir kritis antara guru maupun siswa. Artinya, guru tidak hanya fokus untuk memberi materi semata dan sebaliknya siswa bukan hanya sebatas menerima materi dari guru. Namun, antara guru dan siswa membangun hubungan yang lebih interaktif untuk menciptakan proses belajar dan mengajar yang elegan. Dengan tujuan untuk membentuk keterampilan peserta didik yang berani, mandiri, cerdik, sopan, dan kompetitif.
Di era teknologi pendidikan saat ini, merdeka belajar merupakan solusi yang tepat dalam proses penguatan pendidikan yang responsif. Karena belajar menggunakan media digital saat ini adalah kebutuhan yang sangat mendasar di dalam sistem pendidikan kita.
Sebab belajar kapan saja, dimana saja dan dari sumber mana saja sudah sangat mudah di akses oleh para pelajar. Sehingga, paradigma dalam metode pembelajaran di lingkungan pendidikan tidak lagi bersifat kaku dan terbeban (konvensional).
====
Penulis Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung Medan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]