Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Probolinggo. Jemaah Aboge (Alif Rabo Wage) di Probolinggo setiap tahun merayakan Hari Raya Idulfitri selalu berbeda dengan jadwal yang ditetapkan pemerintah. Meskipun demikian, mereka tetap hidup harmonis dan rukun dengan warga lainnya.
Sudah puluhan tahun jemaah Aboge di Dusun Krajan, Desa Leces, Probolinggo hidup saling hormat mengormati.Uniknya, baik Hari Raya Idulfitri maupun Iduladha, jemaah Aboge selalu membawa makanan dan tumpeng. Makanan itu lalu dimakan bersama-sama setelah salat Id. Menu makanannya pun tak beda jauh dengan masyarakat yang merayakan Lebaran, seperti ketupat dan opor ayam.
"Sudah puluhan tahun, bahkan kemungkinan dari leluhur, di sini antara jemaah Aboge dengan ormas keagamaan lainnya hidup rukun dan saling menghormati. Untuk menu makanan lebaran dan kebiasaan lainnya, antara Aboge dengan Islam lainnya sama, tidak ada perbedaan. Yang beda hanya penentuan tanggal dan hari kebesaran keagamaan" ujar salah satu jemaah Aboge bernama Suminah.
Hal senada diungkapkan Solihin (34). Jemaah Aboge kadang juga ikut takbiran saat malam Hari Raya, meskipun mereka tidak merayakan keesokan harinya.
"Hidup rukun jemaah Aboge berbaur dengan tetangga dan keluarga yang ikut NU dan Muhammadiyah. Saat takbir kami selalu bergantian dan ikut meramaikan kumandang takbir di masjid dan musala. Bahkan, ada undangan pengajian kami juga selalu hadir dan sebaliknya, tetangga lainnya kalau diundang pengajian oleh jemaah Aboge juga datang," jelas Solihin.
Tokoh agama Aboge, Kiai Buri Bariyah menambahkan, selama ini tidak pernah ada masalah antara jemaah Aboge dengan warga lainnya. Sehari-hari jemaahnya hidup berdampingan.
"Semoga kita semua diberi keselamatan dan dijauhkan dari cobaan Allah SWT agar kita bisa bertemu lagi dengan bulan Ramadan berikutnya," kata Kiai Buri Bariyah.(dtc)