Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdailycom-Taput. Abel Cristopel Silalahi (8), seorang penderita gizi buruk asal Siborongborong, Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara butuh uluran tangan dermawan maupun pihak pemerintah. Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan suami istri Desmon Silalahi (42) dan Renta Panjaitan (28), warga Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, ini itu butuh penanganan kesehatan lebih lanjut maupun perawatan pihak rumah sakit.
Meski usianya sudah memasuki 8 tahun, namun Abel belum bisa berjalan karena kedua kakinya lemah. Tubuhnya kurus kering dan pandangan matanya hampa. Ia juga tidak mampu berbicara dan sehari-harinya hanya bisa terbaring lemah. Sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit selama beberapa hari, namun kini Abel hanya mendapatkan perawatan di rumah dan memperoleh bantuan seadanya dari pemerintah desa.
Ditemui medanbisnisdailycom di kediamannya Rabu (11/5/2022) di Desa Pohan Tonga, ibunda Abel, Renta Panjaitan menuturkan kondisi yang dialami anakanya berawal pada saat dia berusia dua tahun mengalami step dan kejang-kejang.
Faktor kemiskinan dan tuntutan ekonomi mengakibatkan kedua orangtuanya kurang memperhatikan kondisi kesehatan Abel. Suami (Desmon Silalahi) hanya bekerja sebagai buruh kontrak (outsourcing) di salah satu perusahaan di Siborongborong. Upah yang diperoleh dikatakan jauh dari cukup, karena status pekerjaan suaminya tergantung kondisi perusahaan tempatnya bekerja.
Sedangkan Renta sendiri mengaku terpaksa harus berhenti bekerja (juga sebagai buruh kontrak) di perusahaan yang sama agar bisa fokus menjaga buah hatinya.
"Sebagai buruh kontrak, suami saya tidak memperoleh upah setiap bulan. Terkadang juga harus dirumahkan, tergantung kondisi perusahaan. Saya sendiri sudah tidak bekerja karena harus menjaga Abel," urainya.
Pemerintah Desa Salurkan Bantuan Seadanya
Menanggapi salah seorang warganya yang menderita gizi buruk, Kepala Desa Pohan Tonga, Walben Siahaan mengatakan tidak mampu berbuat banyak dan hanya bisa memberikan bantuan seadanya. Ia mengaku sudah melaporkan hal itu kepada pemerintah kabupaten, melalui Dinas Sosial maupun Dinas Kesehatan.
Walben menjelaskan, kasus gizi buruk yang dialami oleh salah seorang warganya sebenarnya tidak perlu terjadi jika petugas tenaga kesehatan proaktif dalam mendata dan melaporkan sesegera mungkin.
Begitu pun, kata dia, Abel sudah pernah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Murni Teguh Medan dengan BPJS gratis.
"Hal ini telah saya laporkan ke dinas terkait dan kita hingga saat ini hanya bisa membantu seadanya," kata Walben.