Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Densus 88 terus melakukan pendalaman dan penelusuran terkait keberadaan 5 WNI yang jadi fasilitator keuangan ISIS. Polri juga mengusut keterlibatan 5 WNI tersebut.
"Dari kelima orang tersebut, tentunya penyidik Densus 88 akan melakukan pendalaman dan penelusuran baik keberadaan maupun keterlibatan kelima orang tersebut," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (12/5/2022).
Ramadhan mengatakan polisi bakal menindak kembali 5 WNI yang terbukti terlibat dalam kegiatan ISIS tersebut. Polri akan transparan menyampaikan hasil pengusutan terkait 5 WNI itu.
"Tentunya bila ada informasi baru tentang keterlibatan ya, keterlibatan apapun dalam kegiatan tindak pidana terorisme, walaupun mereka sudah melakukan tentunya mereka adalah residivis, maka penyidik Polri akan melakukan proses penegakan hukum kembali," tuturnya.
5 WNI Jadi Fasilitator Keuangan ISIS
Sebelumnya, OFAC Departemen Keuangan AS mengumumkan 5 nama fasilitator keuangan ISIS yang beroperasi di seluruh Indonesia, Suriah, dan Turki. Lima fasilitator keuangan ISIS itu disebut memainkan peran kunci dalam memfasilitasi perjalanan ekstremis ke Suriah dan daerah lain tempat ISIS beroperasi.
Nama 5 WNI dan peranan fasilitator ISIS tersebut tertera dalam situs resmi Departemen Keuangan AS seperti dilihat detikcom, Selasa (10/5). AS menyatakan jaringan kelima orang itu juga telah melakukan transfer keuangan untuk mendukung upaya ISIS di kamp-kamp pengungsi yang berbasis di Suriah dengan mengumpulkan dana di Indonesia dan Turki.
Tak hanya untuk mendukung kamp pengungsi, sebagian uang juga digunakan untuk penyelundupan anak-anak keluar dari kamp dan mengirimkannya ke pejuang asing ISIS sebagai calon rekrutan.
Pengumuman dan pemberian sanksi ini bertepatan dengan pertemuan ke-16 Counter ISIS Finance Group (CIFG) Global Coalition to Defeat ISIS. Amerika Serikat, Italia, dan Arab Saudi ikut memimpin CIFG--yang terdiri atas hampir 70 negara dan organisasi internasional--dan mengoordinasikan upaya melawan jaringan dukungan keuangan ISIS di seluruh dunia.
"Hari ini, Departemen Keuangan telah mengambil tindakan untuk mengekspos dan mengganggu jaringan fasilitasi internasional yang telah mendukung perekrutan ISIS, termasuk perekrutan anak-anak yang rentan di Suriah," kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian E Nelson.
"Amerika Serikat, sebagai bagian dari Koalisi Global untuk Mengalahkan ISIS, berkomitmen untuk menyangkal kemampuan ISIS untuk mengumpulkan dan memindahkan dana ke berbagai yurisdiksi," sambungnya.
Penghuni kamp pengungsi di Suriah termasuk mereka yang telah dipindahkan oleh ISIS, seperti anggota ISIS, pendukung, dan keluarga mereka. Para simpatisan ISIS di lebih dari 40 negara disebut telah mengirimkan uang kepada individu-individu yang terkait dengan ISIS di kamp-kamp ini untuk mendukung kebangkitan ISIS di masa depan.
dtc