Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga gandum meroket pada Senin (16/5/2022) akibat India melarang ekspor komoditas tersebut. Hal ini memicu tekanan pada biaya makanan karena pasokan global yang ketat mengguncang pasar internasional.
Kontrak berjangka yang diperdagangkan di Chicago naik 5,9% menjadi US$ 12,47 per gantang atau mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Harga gandum telah meningkat lebih dari 60% tahun ini.
Selain adanya larangan ekspor dari India, kenaikan harga gandum juga akibat dampak invasi Rusia ke Ukraina. Kedua negara Eropa tersebut menyumbang hampir sepertiga dari ekspor gandum dunia.
"Jika larangan ini terjadi pada tahun normal, dampaknya akan minimal, tetapi hilangnya pasokan dari Ukraina memperburuk masalah," kata Analis Biji-bijian Thomas Elder Markets di Melbourne, Andrew Whitelaw dikutip dari Bloomberg, Selasa (17/5/2022).
Meskipun India bukan eksportir gandum utama di dunia, larangan itu tetap akan mempengaruhi pasokan gandum global. Pasalnya banyak negara bergantung pada India setelah produsen gandum terbesar di dunia Ukraina kesulitan produksi dan ekspor akibat serangan Rusia.
Oleh sebab itu, ekspor gandum masih diizinkan jika perjanjian kredit sudah diterbitkan sebelumnya. Ekspor juga masih diizinkan untuk negara yang masih membutuhkan bantuan guna ketahanan pangan.
"Kami tidak ingin gandum pergi dengan cara yang tidak diatur di mana mungkin akan ditimbun dan tidak digunakan untuk tujuan yang kami harapkan akan digunakan, yaitu melayani kebutuhan pangan negara-negara yang rentan dan orang-orang yang rentan," kata Menteri Perdagangan India B.V.R Subrahmanyam.(dtf)