Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sepanjang Januari-Maret 2021, perdagangan luar negeri Sumatra Utara (Sumut) mencatatkan surplus US$ 1,561 miliar dimana ekspor mencapai US$ 3,107 miliar sementara impor hanya senilai US$ 1,545 miliar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, lima dari 10 negara yang menjadi mitra dagang utama berkontribusi US$ 715,639 juta terhadap surplus perdagangan Sumut yakni Amerika Serikat (AS), Jepang, Rusia, Pakistan dan India.
Untung terbesar berasal dari perdagangan dengan AS senilai US$ 284,825 juta. Karena nilai ekspor Sumut ke negara tersebut mencapai US$343,566 juta, sedangkan impor di periode yang sama hanya US$ 58,751 juta. Keuntungan kedua terbesar disumbangkan perdagangan dengan Jepang US$ 159,976 juta. BPS mencatat, ekspor Sumut ke Jepang mencapai US$ 177,444 juta sementara impor hanya senilai US$ 17,468 juta.
Negara ketiga yang berkontribusi terhadap positifnya neraca perdagangan luar negeri Sumut pada Januari-Maret 2022 adalah Rusia. "Sumut mampu mengantongi keuntungan US$ 135,696 juta. Ekspor Sumut ke negara tersebut mencapai US$ 161,523 juta dan impor US$ 25,827 juta," kata Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, Selasa (17/5/2022).
Hasan, sapan akrab Nurul Hasanudin, mengatakan, Pakistan juga menjadi negara yang memberikan keuntungan pada Sumut di triwulan I-2022. Sumut untung US$ 135,557 juta, karena impor hanya US$ 615.000 sedangkan ekspor mencapai US$ 136,172 juta.
Selanjutnya perdagangan dengan India menghasilkan keuntungan US$ 135,291 juta, dimana ekspor Sumut ke negara tersebut mencapai US$ 249,185 juta dan impor US$ 113,894 juta.
Tapi meski secara keseluruhan masih surplus, kata Hasan, Sumut juga masih tekor berdagang dengan lima negara mitra utama yakni Singapura sebesar US$ 186,634 juta, Argentina senilai US$ 61,724 juta, Brasil US$ 45,534 juta, Australia sebesar US$ 37,970 juta dan Kanada senilai US$ 29,679 juta.
"Sejauh ini, impor dari negara mitra dagang utama ini merupakan barang modal, bahan baku penolong dan barang konsumsi. Golongan barangnya diantaranya bahan bakar mineral, ampas/sisa industri makanan, mesin-mesin/pesawat mekanik, plastik dan brang dari plastik serta pupuk. Selain itu ada juga bahan kimia organik, gula dan kembang gula, besi dan baja, baret dan barang dari karet serta gandum-ganduman," kata Hasan.