Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Berbeda dari perhelatan sebelumnya, kini Balinale 2022 akan kembali bergulir dengan tampilan barunya yang lebih spektakuler. Seperti apa?
Balinale merupakan event besar bertaraf internasional di Asia Tenggara dan akan diselenggarakan mulai 9 hingga 12 Juni 2022. Tahun ini, akan menampilkan sebuah persembahan hologram.
Digarap oleh sutradara asal Hong Kong, Stanly Kwan, persembahan hologram berteknologi paling mutakhir itu akan menghadirkan karya klasik film Rouge (rilis pada1988) yang telah direstorasi.
"Untuk pertama kalinya kami akan membawakan ke Indonesia sebuah presentasi hologram yang unik dan langsung," ujar Deborah Gabinetti selaku Direktur Eksekutif Balinale 2022.
"Program ini merupakan persembahan produser dan sutradara Hong Kong, Stanley Kwan yang menghadirkan karya inovatif klasik yang sudah direnovasi, yaitu Rouge (1988). Sekaligus menandai perayaan tahun ke-25 Hong Kong SAR," sambungnya.
Balinale 2022 nantinya akan menayangkan 63 film yang mewakili 26 negara selama 4 hari event berlangsung.
Tetap pada misi awalnya yakni mempromosikan film independen karya anak bangsa, Balinale juga akan menampilkan hal tersebut dengan beragam genre, gaya, dan bahasa. Termasuk pula beberapa program film panjang dan pendek, dokumenter, serta film doku-drama sebagai film yang dihadirkan di layar bioskop maupun kanal-kanal online (streaming).
"Sudah menjadi semangat kami untuk mengekspos film Indonesia bersama dengan line-up internasional yang kami harap akan mendorong kebanggaan dan semangat para pembuat film lokal kami," jelas Gabinetti.
Gebrakan ini diakui oleh Deborah Gebinetti sebagai wujud dorongan kepada para pelaku sineas Indonesia dalam mengeksplorasi tema dan genre baru yang tidak biasa. Sebab, Indonesia sendiri direncanakan ingin mengejar target untuk menjadi produsen film terbesar di dunia setelah Hollywood dan Bollywood.
"Ada semangat baru yang lebih terarah dan sangat jelas dari para film-maker di seluruh Indonesia. Dan rasanya industri perfilman global harus melihat semua pencapaian positif dari industri perfilman Indonesia ini," pungkas Gabinetti. dtc