Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) maupun produk turunannya dibuka kembali, harga minyak goreng curah masih dijual dikisaran Rp 16.000 hingga Rp 18.000/kg. Sementara minyak goreng kemasan masih di atas Rp 21.000-an/liter, tergantung merek. Itu artinya, harga minyak goreng masih tidak berubah setelah keputusan pemerintah membuka kembali ekspor CPO beserta produk turunannya.
Harga minyak goreng memang sempat turun saat adanya rencana untuk menutup ekspor CPO, khususnya minyak goreng curah. Dari sekitar Rp 18.000-an/kg, ada yang turun hingga ke Rp 15.000-an/kg. Tapi setelahnya, harga minyak goreng kembali dijual dalam rentang Rp 16.000 hingga Rp 18.000/kg.
Klau mengacu kepada target pemerintah sebelumnya yang akan menekan harga minyak gireng mencapai Rp 14.000/liter, maka kesimpulan dari data yang disajikan pada hari ini, pemerintah belum berhasil menekan harga minyak goreng sesuai dengan keinginannya.
"Pemerintah masih kesulitan melawan pasar sejauh ini. Meski baru-baru ini Presiden Jokowi menyatakan bahwa dalam waktu dua minggu kedepan harga minyak goreng curah bisa dijual di harga Rp 14.000/kg. Kita akan catat janji presiden tersebut. Karena sejak harga minyak goreng naik di akhir tahun kemarin hingga pada hari ini, Pemerintah memang sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan harga di lapangan. Namun yang terjadi justru harga minyak goreng tetap mahal dan bahkan sempat terjadi kelangkaan," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (24/5/2022).
Gunawan yang juga Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut ini, mengatakan, jika dalam dua pekan nanti minyak goreng belum juga turun sesuai target pemerintah, maka masyarakat sudah pupus harapannya. Memang saat ini pemerintah memberikan skema tertentu bagi masyarakat golongan ekonomi tertentu untuk bisa mendapatkan minyak goreng harga Rp 14.000/kg. Tetapi ekspektasi masyarakat sejauh ini adalah harga minyak goreng curah Rp 14.000/kg itu merata dan harganya terbentuk di semua pedagang pengecer. "Bukan skema bantuan subsidi yang diberikan seperti yang dilakukan di sejumlah titik," kata Gunawan.
Sejauh ini, untuk wilayah Sumut sendiri, belum ada info terkait adanya program minyak goreng murah Rp 14.000-an/kg. Kalau melihat proram tersebut di wilayah lain sudah berjalan khususnya Pulau Jawa. Namun untuk Sumut sendiri belum.
Sementara itu, pasca pembukaan kran ekspor minyak goreng maupun CPO dan produk turunannya, harga CPO terpantau mengalami kenaikan hingga hari ini. Di 20 Mei harga CPO sempat dijual dikisaran RM6.000-an/ton dan saat ini dijual dikisaran RM6.400-an/ton. Hal ini membuat banyak muncul eskpektasi terkait kemungkinan harga TBS menuju Rp 4.000/kg.
"Saya menilai dengan mengacu kepada harga CPO dunia dan nilai tukar rupiah dikisaran 14.600-an/dolar AS, .aka harga TBS di tingkat petani kembali ke sebelum larangan ekspor itu sangat masuk akal. Saat itu harga TBS sempat menyentuh Rp 3.200/kg. Perjalanan menuju harga TBS ke Rp 4.000/kg itu masih terlihat jauh," kata Gunawan.
Karena itu, tambah Gunawan, petani sawit juga jangan terlalu berekspektasi yang berlebihan. Semuanya bisa dihitung secara rasional. Bukan tidak mungkin harga TBS naik lagi, tetapi sejauh ini kondisinya belum menunjukan adanya potensi harga ke Rp 4.000-an/kg.