Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Impian bagi petani pemula budidaya tanaman porang (amorphophallus muelleri) di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh meraih untung besar, mulai pupus akibat harga jual siap panen anjlok ke level Rp 3.000/kg.
Padahal, harga jual umbi porang sempat melejit di level Rp 15.000/kg, kemudian berangsur turun ke level Rp 12.000/kg dan terus anjlok menjadi Rp 10.000 - Rp 7.000/kg di tahun 2021.
Diketahui, harga porang sangat menggiurkan dan meningkatkan animo banyak kalangan di tanah air untuk budidaya porang. Dimulai tahun 2018, 2019 hingga ke tahun 2021, petani pemula budidaya Porang-pun bermunculan bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan. Harga biji katak/biji bibit porang pun melambung mulai dari Rp 150.000 - Rp 350.000/kg, karena banyak diminati petani pemula.
Namun, jauh dari kenyataan, saat ini harga jual umbi porang anjlok, banyak petani pemula yang mengalami lesu darah.
"Memang tidak dibayangkan jika tiba - tiba harga jual porang Rp 3.000/kg di saat kami panen. Kami tidak pernah berpikir sebelumnya, jika produksi melimpah, harga pasti murah. Tetapi porang bisa disimpan, tunggu mahal baru dijual, kan tidak busuk, tapi tidak dapat duit lah," sebut Mumun, Misno dan Sangkot, para petani porang di Tanjung Putus, Stabat dan Gebang, Langkat, Rabu (25/5/2022).
Ungkapan serupa juga dilontarkan Agus Surya Bakti (36), petani porang di Kampung Tupah, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang.
"Ada sekitar 3 ton porang sejak sebulan lalu, dan saat ini masih disimpan di gudang karena harga jual masih murah. Belum mau saya jual. Harganya tidak kena, terlalu murah," katanya.
Penyebab Harga Anjlok
Kalangan petani Porang mendapat bocoran tentang anjloknya harga umbi porang. Selain produksi porang yang melimpah di tanah air terutama dari Kabupaten Madiun, ekspor cip porang kering ke Hongkong, Tiongkok dan Jepang ditolak. Karena cip kering asal Indonesia berjamur/jamuran, sehingga dialihkan importir Indonesia ke negara ketiga, yakni Thailand dan Vietnam, dan harganya menjadi murah.
Kemudian faktor lain, produksi porang di Tiongkok saat ini juga sedang melimpah.
"Seharusnya pabrik di Indonesia perlu memproduksi tepung porang, sehingga eksportir tidak lagi menjual cip/kripik porang ke negara importir. Hal ini untuk kestabilan harga Porang saat petani ditanah air panen porang," pinta kalangan petani porang di Langkat dan Aceh.