Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Menutup perdagangan akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,07% di level 7.026,25. Kinerja mata uang rupiah juga sama, menguat tajam di kisaran 14.527/dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan pada kineja mata uang rupiah dan IHSG belakangan ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) sebelumnya justru menahan besaran bunga acuannya di level 3,5%.
Penguatan kinerja pasar keuangan domestik tidak terlepas dari hasil rapat FOMC, dimana Bank Sentral AS yang tidak lagi bersikap hawkish dalam meredam inflasi. Artinya bisa saja Bank Sentral AS menaikkan bunga acuannya nanti. Tetapi tidak melulu agresif dalam merespon tingginya laju tekanan inflasi.
"Hasil notulensi rapat tersebut diterjemahkan sebagai bentuk sikap yang lebih bersahabat bagi pasar. Alhasil pasar keuangan global termasuk pasar keuangan domestik, umumnya berada dalam zona hijau. Hal ini mengukuhkan apa yang diambil BI sebelumnya dengan mempertahankan besaran suku bunga acuan dinilai sangat tepat," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Jumat (27/5/2022).
Gunawan mengatakan, BI yang tidak tergesa-gesa dalam menaikkan bunga acuan tidak memicu tekanan. Karena AS justru memberikan sinyal yang lebih lunak dalam menghadapi inflasi.
Sementara itu, harga emas terpantau tidak bergerak seiring dengan notulensi rapat Bank Sentral AS. Harga emas dunia terpantau sedikit menguat pada hari ini di level US$1.858/troy ons. Dengan mengacu mata uang rupiah di kisaran 14.527/dolar AS, maka harga logam mulia dalam rupiah berada di kisaran Rp 870.000/gram. Kinerja harga emas dalam mata uang Rupiah relatif tidak beranjak jauh.
"Hal ini dikarenakan ada penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS, sehingga kenaikan harga emas global terdiskon dengan penguatan rupiah tersebut," kata Gunawan.