Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perasaan senang diutarakan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, kepada Ketua Pengurus Wilayah (PW) Al-Washliyah Provinsi Sumut, Dedi Iskandar Batubara.
Mantan Pangkostrad itu pun mengungkapkan keinginannya untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik lagi, sama dengan keinginan Dedi Iskandar Batubara sebagai ketua PW Al-Wasliyah Sumut.
Hal itu disampaikan Edy pada penutupan Rakerwil I Tahun 2022 Al-Wasliyah Sumut, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Minggu (29/05/2022).
"Saya senang sekali melihat anak muda seperti ini, Dedi Iskandar Batubara. Kita harapkan memegang organisasi yang begitu besar. Saya setuju bahwa musyawarah itu adalah senjata dan kekuatan. Termasuk saya yang berkeinginan dapat mengubah keadaan lebih baik lagi," ujar Edy.
Ia yang juga Penasehat Al-Wasliyah Sumut itu meyakini Dedi Iskandar Batubara yang juga Anggota DPD RI itu, mampu membawa Al-Wasliyah lebih besar dan lebih bagus lagi ke depan.
Karena itu, Edy menyarankan perlunya penyiapan para kader yang akan memimpin organisasi besar tersebut. Apalagi di dalamnya, banyak para ulama yang hebat dan diyakini mampu membawa kebaikan bagi umat.
"Musyawarahlah anda, yakinkan bisa dan pastikan bisa. Saya ini bicara, juga sebagai Edy Rahmayadi. Karena itu, Pak Dedi Iskandar Batubara, tugas anda besar, tak gampang memimpin Al-Washliyah. Tetapi dengan ilmu anda, saya yakin pasti bisa,” pungkas Gubernur.
Sementara itu Dedi Iskandar Batubara memuji kemurahan hati Edy Rahmayadi yang menjamu Al-Wasliyah di aula itu. "Kita datang bukan sekadar bertamu ke Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara. Kita datang ke rumah Penasihat Al-Washliyah," katanya.
"Jadi mohon maaf, karena yang hadir adalah para kader, warga dan pengurus serta guru/dosen, para pimpinan daerah (kabupaten/kota), pimpinan organisasi bagian. Jadi ini bukan hanya Rakerwil, tetapi sekaligus Halalbihalal," sebut Dedi lagi.
Dikatakan, Rakerwil adalah cara untuk berkumpul bersama, mengumpulkan pikiran-pikiran dan menyesuaikan arah perjuangan agar target membesarkan Washliyah, melanjutkan estafet perjuangan para ulama, tidak berhenti. Sebaliknya mampu meneruskannya sampai ke generasi berikutnya.
Namun dirinya memahami, bahwa tidak semua rumusan dan rekomendasi hasil musyawarah dapat menyenangkan semua pihak. Untuk itu, pihaknya tetap kepada kewajiban menjalankan panca amal Al-Washliyah, dengan tegas terhadap kemungkaran, dan mengikuti setiap yang ma’ruf (baik).
"Ini prinsip kita bermusyawarah. Ada masalah, kita duduk bersama. Hingga hari ini, di usia menjelang satu abad ini, sudah waktunya keberadaan Al-Jamiatul Washliyah benar-benar menjadi organisasi terbesar di rumahnya sendiri, di Provinsi Sumatera Utara ini," jelasnya.
Dedi menggarisbawahi hal penting tentang kepemimpinan. "Darimanapun, jangan alergi, jangan mentang-mentang sudah menjadi ketua wilayah, ketua daerah, ketua majelis pendidikan, kemudian kita tak mau lagi menerima nasihat orang lain, jangan sekali-kali. Inilah kenapa Rasulullah SAW, membangun semua kebijakannya lewat musyawarah. Dan itu yang sering kita lakukan. Kita ingin kehadiran Al-Washliyah ini bukan hanya dimiliki oleh orang per orang saja, tetapi seluruh warga Al Jamiatul Washliyah,” jelasnya.
Mendengarkan pendapat dan saran orang lain, Dedi pun memohon seluruh pihak terkait dapat memberikan masukan serta nasihat kebaikan untuk kepentingan Al-Washliyah, kepentingan umat. "Agar organisasi yang kita pimpin ini benar-benar seusuai dengan treknya. Kalau saya keliru, segera luruskan. Kalau saya salah, segera ajarkan. Terima kasih Pak Gubernur," tutupnya.