Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kasus stunting di Indonesia masih tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis, kasus stunting mencapai 24,4% atau 5,33 juta balita di tahun 2021. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan, salah satunya dengan meningkatkan asupan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif untuk bayi 0-6 bulan.
Sebagai perusahaan farmasi yang berkomitmen mendukung pemerintah dalam pencegahan stunting, PT Akar Rimba Nusantara (ARN) meluncurkan Fitbumin Vilaktin, yakni obat herbal atau jamu yang mampu meningkatkan kualitas ASI bagi ibu yang menyusui. Produk ini merupakan hasil penelitian kerjasama dengan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (FF USU).
“Pemberian ASI ekslusif sangat penting untuk menekan angka stunting di Indonesia. Balita yang tidak diberikan ASI ekslusif memiliki resiko stunting 4,8 kali. ASI cairan hidup yang mengandung sel darah putih, zat kekebalan, enzim, hormon, dan protein yang penting bagi pertumbuhan fisik bayi. Antibodi dalam ASI mampu meningkatkan daya tahan tubuh, dan ini sangat baik untuk mencegah stunting,“ kata Direktur PT ARN, Sutristo, dalam keterangannya, Senin (30/5/2022).
Dijelaskan Sutristo, PT ARN tetap fokus pada pengembangan riset dan inovasi produk farmasi terkait albumin ikan gabus. ARN juga mengembangkan seri varian produk suplemen berbahan dasar ikan gabus yang bukan hanya berfokus pada anak, tapi juga pada ibu hamil dan menyusui. Fitbumin Vilaktin merupakan varian suplemen teregistrasi sebagai jamu yang dikhususkan untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi ibu menyusui.
“Kolaborasi penelitian Fitbumin Vilaktin dengan Fakultas Farmasi USU menjadi sangat krusial untuk penanganan masalah stunting holistik.Data Kemenkes menyebutkan, persentase pemberian ASI ekslusif bayi usia 0-5 bulan sebesar 71,58% pada 2021. Namun sebagian provinsi masih memiliki persentase pemberian ASI ekslusif di bawah rata rata nasional,” jelas Sutristo.
Dijelaskan, Fitbumin Vilaktin mengandung kombinasi ekstra ikan gabus, ekstrak daun katuk, ekstrak bayam, dan ekstrak rumput laut. Fitbumin Vilaktin telah teregistrasi BPOM sebagai jamu dan tersertifikasi halal dengan nutrisi lengkap ibu menyusui.
“Ikan gabus mengandung protein albumin yang cukup tinggi. Tubuh ibu menyusui menggunakan protein untuk memproduksi ASI dan menopang pertumbuhan sel sel baru di organ, otot, dan otak bayi. Daun katuk mengandung alkaloid dan sterol yang membantu dalam meningkatkan produksi ASI. Daun katuk berpengaruh terhadap kadar hormone prolactin dalam darah, Sedangkan bayam mengandung fitoestrogen yang memiliki efek positif terhadap kelancaran produksi asi, serta kandungan asam folat dan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan janin dan bayi,” tutur Sutristo.
Lebih lanjut dikatakan bahwa diluncurkannya Fitbumin Vilaktin merupakan upaya pengembangan produk jamu sebagai Obat Herbal Terstandar (OHT) yang mendukung pengembangan Obat Modren Asli Indonesia (OMAI), yakni obat bahan alami dan asli Indonesia dan telah terbukti secara ilmiah keamanan dan khasiatnya.
“OMAI terdiri dari Fitofarmaka dan OHT yang merupakan sediaan obat bahan alam yang telah distandarisasi bahan bakunya sehingga telah memenuhi persyaratan yang berlaku serta klaim dibuktikan secara praklinik,” jelasnya.
Sutristo mengatakan, urgensi pengembangan Fitbumin Vilatin sebagai jamu menjadi OHT adalah menurunkan ketergantungan terhadap bahan baku obat dan obat impor karena penggunaan bahan alam asli Indonesia dan berkembangnya produksi obat tradisional secara terstandar dengan mutu dan keamanan terjamin.
Selain itu, meningkatkan penerimaan OMAI dalam implementasinya dalam resep dokter sehingga meningkatkan penggunaan obat tradisional dan mendukung upaya pemerintah sesuai Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 tahun 2016 dan Rencana Strategis Kementerian kesehatan 2020-2024.
“Pengembangan dan penciptaan produk produk herbal berkualitas dan terstandar dalam negeri merupakan upaya dalam mewujudkan ketahanan di bidang farmasi sehingga inovasi dan dukungan sumber data dalam pengembangan OHT dan fitofarmaka sangat diharapkan. Tentunya juga meningkatkan volume perdagangan dalam negeri maupun ekspor yang mendukung pengembangan ekonomi daerah dan nasional," jelasnya.