Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Perekonomian Sumatra Utara (Sumut) tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2021 yakni berkisar 3,5-4,3%. Begitupun, konflik geopolitik yang masih terus belanjut dan koreksi Purchasing Manager's Index (PMI) negara mitra dagang utama seperti Cina, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa menjadi hal yang perlu diwaspadai.
"Meski memang tetap BI optimis dengan target 3,5-4,3%. Tapi hal-hal tersebut harus diwaspadai," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumut, Doddy Zulverdi, Selasa (31/5/2022).
BI sendiri, optimis dengan target pertumbuhan 3,5-4,3% karena kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli yang otomatis akan mendorong konsumsi masyarakat. Selain itu, tetap tingginya harga komoditas utama serta berlanjutnya program PEN juga diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2022 dan bisa merealisasikan angka lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Doddy mengatakan, pemulihan ekonomi nasional dan Sumut tetap berlanjut didukung oleh berbagai kebijakan dan program BI yang mendukung perekonomian masyarakat. Doddy menjelaskan, perbaikan ekonomi dunia berlanjut tapi berisiko lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang berlanjut, implementasi kebijakan zero Covid-19 di Cina dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara berdampak pada deselerasi pertumbuhan ekonomi global. Percepatan normalisasi kebijakan moneter oleh berbagai negara maju dan berkembang juga berdampak pada peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. Harga komoditas global yang masih meningkat juga turut memberikan tekanan pada inflasi global.
Namun, perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut ditopang oleh menguatnya permintaan domestik dan tetap kuatnya ekspor. Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I-2022 tetap kuat yakni 5,01% (yoy) dan secara keseluruhan tahun 2022 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi BI pada 4,5-5,3%, lebih tinggi dari tahun 2021. Berbagai indikator terkini seperti pertumbuhan penjualan eceran dan mobilitas masyarakat mencerminkan aktivitas konsumsi dan perekonomian yang terus membaik. Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan masih berlanjut sejalan dengan meningkatnya harga energy dan komoditas global, sehingga koordinasi dengan Pemerintah melalui TPIP dan TPID perlu terus diperkuat.
"Jadi perekonomian Sumut juga sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional. Ekonomi Sumutjuga tetap tumbuh positif. Pada triwulan I-2022, ekonomi Sumut tumbuh 3,90% dan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Pulihnya ekonomi masyarakat menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I-2022, selain low based effect pada tahun sebelumnya," kata Doddy.
Dari sisi pengeluaran, tambahnya, ekspor mencatat pertumbuhan tertinggi, dan secara net tumbuh mencapai 4,07% (yoy). Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor perdagangan mengalami pertumbuhan tertinggi dan terdapat dua sumber pertumbuhan baru ekonomi yaitu sektor transportasi dan jasa keuangan. Beberapa indikator ekonomi di Sumut seperti hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Penjualan Eceran (SPE), hingga hasil liaison Bank Indonesia terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang akan tetap tumbuh.
"Optimisme berlanjutnya pemulihan ekonomi juga terlihat dari perkembangan penyaluran kredit yang meningkat didukung dengan risiko kredit yang membaik. Jadi, BI tetap optimis ekonomi Sumut tahun 2022 tetap bisa tumbuh di kisaran 3,5-4,3%," kata Doddy.