Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
KEPUTUSAN Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila menetapkan tanggal 1 Juni 1945 merupakan Hari Lahir Pancasila. Karenanya, setiap tanggal 1 Juni segenap komponen bangsa dan masyarakat Indonesia berkomitmen untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.
Hal ini sebagai bagian dari pengarusutamaan Pancasila sebagai panduan dalam seluruh bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penetapan tersebut bertujuan agar pemerintah, masyarakat, dan seluruh komponen bangsa memperingati Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Peringatannya pada tahun 2022 ini dilaksanakan dengan upacara secara hybrid (luring dan daring) sebagai upaya mendukung upaya pemerintah dalam mencegah, mengendalikan dan memutus mata rantai penyebaran Corona-Virus Disease 2019 di Indonesia. Ternyata, Bangsa Indonesia sanggup dan mampu bangkit dari mengganasnya Covid-19. Sungguh merupakan sebuah keberhasilan bersama seluruh bangsa dan negara Indonesia.
Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia
Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2022 secara nasional ini dilaksanakan terpusat di Lapangan Pancasila Ende (Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur). Hal ini dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Juni 2022, pukul 09.00 WIT secara luring dan daring. Insyaallah dihadiri oleh presiden, wakil presiden, pimpinan lembaga negara, kementerian/lembaga, pemerintahan daerah provinsi/kabupaten/kota, perwakilan negara sahabat, para tokoh serta undangan lainnya.
Adapun tema yang diusung adalah “Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia”. Sungguh antusias tema yang diusung mengingat berbagai keterpurukan dan kelambanan pertumbuhan perekonomian bangsa. Tapi dengan tema seperti itu, diharapkan mampu memompa laju kebangkitan bangsa di atas persatuan yang dikokohkan dalam satu keutuhan Pancasila.
BACA JUGA: Ayo Bangkit Bersama!
Dalam sepanjang sejarah, telah nyata bahwa Pancasila mampu membentengi berbagai persoalan fundamental dalam kebangsaan. Berbagai ancaman telah ada dan dilalui dengan kesatuan tekad bersama dalam lingkup Pancasila. Sungguh, ideologi Pancasila telah menjadi energi yng kokoh untuk bisa membangkjitkan seluruh komponen bangsa. Era-kebangkitan bersama dimulai dengan kesatuan yang handal. Inilah Indonesia, dengannya bisa bangkit untuk membangun peradaban dunia.
Peradaban dunia adalah situasi tatanan kehidupan antar-bangsa yang menempatkan kompetisi global di atas kompetensi yang dimiliki. Saatnya untuk bangkit bersama dengan tetap memaknai nilai-nilai dan kandungan Pancasila sebagai warisan leluhur bangsa. Kita harus tetap memandangnya sebagai warisan yang tiada ternilai untuk menjadi spirit dalam setiap langkah pembangunan.
Dalam Perspektif Sejarah
Ada alasan di balik penetapan 1 Juni sebagai hari Pancasila tersebut. Menurut sudut pandang sejarah, Sejarah ini bermula dari kekalahan Jepang pada saat perang Pasifik pada Juli 1944, seperti yang dilansir dari laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP RI). Jepang yang mengalami kekalahan ini kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan.
Tidak hanya itu, Jepang juga membentuk sebuah lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Lembaga ini dikenal dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Total anggota BPUPKI tercatat sebanyak 67 orang dengan ketua Radjiman Wedyodiningrat dan Raden Pandji Soeroso serta dari Jepang diwakili oleh Ichi Bangase.
Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 di Gedung Chuo Sangi In yang kini dikenal dengan nama Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad atau Perwakilan Rakyat. Para anggota sidang BPUPKI membahas mengenai tema dasar negara. Saat itu, sidang berlangsung selama hampir 5 hari hingga tanggal 1 Juni 1945.
Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Presiden Soekarno mendapatkan giliran untuk menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia. Gagasannya tersebut dinamai Pancasila.
Nama Pancasila disusun dari kata panca dan sila. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Soekarno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni sila pertama 'Kebangsaan', sila kedua 'Internasionalisme atau Perikemanusiaan', sila ketiga 'Demokrasi', sila keempat 'Keadilan sosial', dan sila kelima 'Ketuhanan yang Maha Esa'.
Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI. Kemudian, BPUPKI membentuk panitia kecil untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut.
Panitia kecil itu disebut sebagai Panitia Sembilan, yang terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo. Setelah melalui beberapa proses persidangan, rumusan Pancasila tersebut akhirnya berhasil dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Keputusan itu disampaikan melalui pidato pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung, pada 1 Juni 2016.
Akhirnya, dengan semangat Hari Lahir Pancasila, kiranya bangsa Indonesia mampu bangkit bersama membangun peradaban dunia. Sudah saatnya Indonesia menjadi pusat perhatian dunia dengan prestasi dan kehalusan nilai budi pekerti.
====
Penulis Kepala Subbagian Sosial, Bidang Pelayanan Dasar pada Biro Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Mahasiswa S-3 Perencanaan Wilayah, Universitas Sumatera Utara ([email protected]).
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]