Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. DPD Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Provinsi Sumatra Utara bekerja sama dengan pegiat pupuk organik menginisiasi solusi pengurangan keberadaan ikan predator (red devil) di Danau Toba. Mereka menawarkan solusi berupa penangkapan oleh nelayan atau masyarakat dan nantinya ikan tersebut akan dijadikan bahan pupuk organik
"Tujuan utama bagaimana keberadaan ikan konsumsi sejenis ikan nila, mujahir, lele dan ikan mas bisa kembali seperti sedia kala di perairan Danau Toba yang dijadikan nelayan sebagai pendapatan keluarga untuk dijual sebagai kebutuhan pangan bagi masyarakat. Sekarang sudah berkurang bahkan nyaris sulit didapat karena dimangsa oleh ikan red devil," ujar Ketua DPD PIKI Provinsi Sumut, Dr Naslindo Sirait MM, Kamis (2/6/2022), di TB Centre Balige, Kabupaten Toba, Sumatra Utara.
Naslindo yang juga Kabag Perekonomian Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara mengatakan, permasalahan keberadaan ikan red devil sudah memasuki tingkat kecemasan bagi nelayan dan masyarakat. Sebab, hasil produksi ikan konsumsi sudah sangat sedikit dan sulit untuk berkembang.
"Keluhan ini menjadi atensi bagi PIKI dan atas dasar itu juga akan diupayakan bagaimana meminimalisir atau menekan pertumbuhan ikan setan merah yang cukup signifikan, sehingga perkembangan ikan konsumsi bisa kembali pulih. Untuk cara yang dikaji membuat kerja sama dengan nelayan dan masyarakat bagi yang berhasil melakukan tangkapan akan dihargai berupa uang sehingga ada keseriusan," sebutnya.
Kata Naslindo, hasil tangkapan ikan red devil akan dikumpulkan dan dijual kepada penggiat pupuk organik untuk diolah menjadi pupuk organik cair sejenis NPK.
"Upaya yang dilakukan tidak semata pemusnahan, namun bagaimana hasil tangkapan ikan red devil bisa lebih bernilai ekonomi setelah diolah menjadi pupuk organik atau pakan ternak," ucapnya seraya mengajak seluruh stakeholder, termasuk jemaat rumah ibadah, BUMN/BUMD supaya lebih peduli memberi perhatian akan keluhan tersebut.
Penggiat pupuk organik, Ezher Tobing mengakui bahwa ikan red devil bisa dijadikan sebagai bahan baku pupuk organik dan pakan ternak dengan kualitas yang tidak kalah dari produksi pabrik. Bahan bahan baku ikan red devil untuk pembuatan pupuk organik juga jauh lebih murah
"Berbagai percobaan pengolahan sudah dilakukan untuk saat ini lebih tepat ikan red devil dapat dijadikan pupuk organik. Untuk harga berapa perkilo Ikan red devil yang ditawarkan kepada masyarakat atau nelayan yang berhasil melakukan tangkapan untuk saat ini masih dikaji," ucapnya.
Wakil Bupati Toba, Tonny Simanjuntak didampingi Plt.Kadis Koperindag, Salomo Simanjuntak dan protokoler Chandra Simanjuntak sangat mengapresiasi sumbangsih dan pemikiran yang direncanakan DPD PIKI Sumut dan penggiat pupuk organik.
"Ke depan kolaborasi ini terus terjalin hingga keberadaan ikan konsumsi kembali pulih mencukupi kebutuhan pangan, juga peningkatan ekonomi bagi nelayan," katanya.
Usai pemaparan, secara bersama-sama menyaksikan bagaimana pengolahan ikan red devil bisa menjadi pupuk organik yang memiliki kualitas sama dengan pupuk jenis NPK. Dalam pertemuan itu juga hadir Direktur Yayasan TB Centre, Ika Nainggolan.
Sementara DPC PIKI Toba dihadiri ketua Midian Manurung didampingi Tonggo Pardede, Henri Sibarani, Polmer Simanjuntak dan Ketua PIKI Humbahas, Jhonsar Lumban Toruan.
Judul berita ini sudah diubah pada pukul 08.20 WIB, Jumat, 3 Juni 2022. Dalam masalah ikan predator di Danau Toba ini, PIKI sifatnya sebagai inisiator mencari solusi/mentriger gagasan.