Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
SIANG itu saya iseng untuk chat seseorang melalui WhatsApp untuk ngajak diskusi tentang kepenulisan, yang kebetulan saya lagi butuh bahan menulis tentang sosial dan politik. Di lain sisi saya tak berharap banyak untuk direspon, karena saya sadar dia banyak kesibukan penting daripada merespon saya.
Tapi tak berselang waktu lama, dia merespon pesan WhatsApp saya dan mengatakan dirinya masih berada di luar kota. Di sini saya mulai senang ketika chat WhatsApp saya direspon. Dalam hati saya berkata, ‘’Ternyata Beliau ini tidak sombong”.
Beberapa hari kemudian, kebetulan saya lagi asik nongkrong dengan teman saya, tiba-tiba WhatsApp saya berbunyi dan ada pesan yang berisi ajakan. Percaya gak percaya sih, seorang tokoh yang banyak diidolakan banyak orang mengajak ngopi bareng di rumahnya.
Dengan penuh semangat, sore itu saya mengajak kawan saya ke rumahnya. Sesampainya di sana saya dan kawan saya disambut hangat, yang kebetulan di sana ia ditemani seorang pemuda. Pemuda itu bukan pemuda biasa tapi dia merupakan salah seorang ketua Ormas.
Itu merupakan keberuntungan tersendiri bagi saya. Dimana seorang tokoh yang dikagumi oleh banyak orang dapat saya jumpai tanpa susah payah.
Saya tidak pernah menyangka kalau seorang Turunan Gulo Itu bisa seramah itu dan membuka kesempatan diskusi terhadap yang muda seperti saya.
Emangnya saya siapa? Kok semudah itu beliau mau berjumpa dengan saya, padahal kalau dilihat ia merupakan orang penting juga lho.
BACA JUGA: Generasi Produktif dan Lapangan Kerja
Turunan Gulo menurut saya jauh lebih sederhana aslinya daripada yang biasa saya lihat di media sosial. Selain sederhana dan ramah, ia sebagai seorang tokoh dengan mau repot-repot bertemu dengan saya menjadi penilaian plus tersendiri.
Saya jarang sekali bertemu dengan tokoh politik nasional. Pikiran saya saat diajaknya, ya hanya sekadar ikut aja sekalian ikut menyimak pembahasan mereka, mendengarkan dan melihat mereka duduk. Namun hari itu berbeda, sehingga meninggalkan kesan positif yang cukup mendalam tentang tentang Turunan Gulo buat saya pribadi. Saya bisa melihatnya dari dekat, bisa berfoto bersama, bahkan ngopi bersama. Wah surprise banget hahaha
Sebenarnya, dulu memang saya pernah jumpa dengannya, sekitaran 2017 lalu di seminar menulis. Turunan Gulo yang menggagas pelatihan tersebut untuk mahasiswa Nias di Medan, saat menjabat Ketua HIMNI Sumut, sekaligus sebagai narasumber bagaimana caranya menjadi penulis yang baik dan benar.
Saya mengikuti seminar itu dulu belum tau banyak tentang profilnya. Namun setelah mengikuti media sosialnya, saya banyak tahu tentang aktivitasnya yang sering menulis tentang sosial dan politik. Turunan juga sering bertemu dengan tokoh politik nasional, pejabat dan termasuk tentang followes media sosialnya yang sampai ribuan pengikut. Ternyata dia seleb medsos juga. Hahaha
Gini nih, saya merupakan penggemarnya sejak melihat rekam jejaknya dan mengikuti banyak tulisan-tulisannya di medsos. Mungkin mengagumi salah seorang sosok hal yang lumrah terjadi. Misalkan saya sendiri, saya tertarik dengan beberapa karya tulisnya di media sosialnya yang menyorot banyak tentang masalah sosial dan politik. Jadi wajar saja saya yang dari lulusan dari fakultas sosial politik mengagumi karya-karya beliau.
Bukan cuma itu. Banyak orang yang menceritakan tentang sosoknya yang membuat saya penasaran. Hingga suatu waktu saya mencoba mencari tahu tentang infografisnya . Ternyata dia memiliki rekam jejak yang mumpuni, mulai dari kiprahnya sebagai aktivis mahasiswa saat rezim orde baru, keterlibatannya di beberapa LSM, sebagai Komisioner KPU (Komisi Pemilihan Umum) Provinsi Sumatera Utara (2003-2013), dan aktivitas-aktivitas yang lainnya.
Turunan juga sempat bertarung dalam perhelatan Pemilu 2014 sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Sumut dan Pemilu 2019 sebagai Caleg DPR-RI dari Partai PDIP. Namun di 2 pertarungan itu ia belum beruntung.
Khusus untuk pertarungan di Pemilu 2024 ini, saya mendengar ia akan bertarung selurus-lurusnya tanpa mau mengambil jalan yang "aneh-aneh" agar dapat meraih kursi di Senayan sana. Kekaguman saya terhadapnya makin besar.
Eits.. Satu lagi selain kesederhanaan, ada satu lagi yang saya perhatikan darinya, yaitu gaya komunikasinya lho. Mungkin kata komunikasi tak asing lagi bagi kita, yaitu merupakan sarana yang mengkonstruksikan sebuah interaksi sosial. Bagi yang belum tahu itu pengertiannya lhoo..
Ia mampu menyesuaikan bahasanya dengan saya. Nah, kemarin saya pas diskusi dengannya terlihat sangat hangat. Kami bisa berinteraksi antara satu dengan yang lain. Meskipun kepala saya agak puyeng dikit, tapi saya menikmatinya.
Mungkin Anda bertanya, kok bisa-bisanya seorang Turunan Gulo berdiskusi kepada saya yang bukan siapa-siapa ini. Itu merupakan keberuntungan saja. Anda juga mau berdiskusi dengannya? Boleh thu. Serbu langsung media sosialnya. hahaha
====
Penulis Alumni Ilmu Pemerintahan Universitas Darma Agung, tinggal di Medan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]