Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ketum Ormas Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi kembali menghidupkan wacana presiden 3 periode. Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Desmond Junaidi Mahesa menuding Budi sengaja menghidupkan wacana itu demi jabatan.
Desmond menyinggung posisi Budi yang kini menjabat Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) di kabinet Jokowi. Dia tak yakin jabatan itu masih diduduki Budi jika Jokowi sudah tak berkuasa.
"(Untuk) kepentingan pribadi mereka. Ketua Projo-nya wamen. Kalau Jokowi nggak berkuasa, bisa jadi wamen nggak atau jadi menteri nggak. Nah, ini mimpi pribadi saja menurut saya," kata Desmond kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Desmond kemudian mempertanyakan keberadaan ormas Projo kala nantinya Jokowi tak lagi memimpin. Dia melempar sindiran Projo merasa dihargai saat ini lantaran Jokowi masih berkuasa.
"Ya kalau Projo, kan, kalau Jokowi nggak berkuasa, memangnya siapa mereka, partai politik bukan, apa-apa bukan, jadi merasa dihargai ya kalau Jokowi jadi presiden lagi," ujar Wakil Ketua Komisi III DPR itu.
"Kalau nggak Jokowi presiden, memangnya pasukan apa, gitu lho," imbuh dia.
Desmond mengaku mengenal Budi sebagai sesama aktivis. Dia mengatakan Budi telah abai terhadap konstitusi terkait ide '3 periode' yang kembali dihidupkan itu.
"Saya kenal dengan Ketua Projo, dia seorang aktivis, kalau dia menghidupkan (wacana 3 periode) seolah-olah dia nggak paham soal konstitusi saja karena kepentingan jabatan yang membuat dia abai memahami konstitusi itu tidak memungkinkan untuk 3 periode. Kecuali mau bongkar (amandemen konstitusi). Pertanyaannya, nggak cukup waktu lagi untuk membongkar konstitusi ini," kata Desmond.
Sebelumnya, Budi Arie menyampaikan masih ada kemungkinan untuk Presiden Jokowi meneruskan masa jabatannya.
"Kalau metaforanya balapan, 2024 itu tikungannya banyak dan tajam-tajam, karena masih banyak kemungkinan. Dalam balap itu kita nggak bisa menduga siapa pemenang di lap terakhir. Nah, ini 2024 sama, ketidakpastian, unpredictable-nya tinggi sekali. Saya bilang ke teman-teman Projo, kita harus jeli, jangan-jangan 3 periode, jangan-jangan perpanjangan masa jabatan," kata Budi Arie dalam diskusi kolaborasi detikcom-Total Politik dengan tema 'Adu Perspektif: Salip-Menyalip Politik di Luar Sirkuit', Rabu (8/6).
Pakar Komunikasi Politik UI Effendi Gazali yang juga menjadi narasumber diskusi tersebut lalu melempar sejumlah wacara terkait Pilpres 2024, salah satunya soal kemungkinan Jokowi maju sebagai cawapres. Namun, Budi Arie menepis wacana itu.
"Skenario Jokowi wapres nggak mungkin, diskip lah. (Kalau 3 periode) masih mungkin," ujarnya.
Budi Arie lalu bicara perbedaan agenda politik dan kemungkinan politik. Dia juga mengulas soal tahapan Pemilu 2024.
"Anggaran pemilu sudah diketok belum? Belum. Kan belum. Penjadwalan oke, sebagai sebuah proses tetap berjalan, Projo juga tetap pada skenario 2024," ujarnya bicara soal belum ditetapkannya anggaran Pemilu 2024 meski prosesnya sudah berjalan.
"Kondisi bangsa ini menghadapi kenyataan bahwa, dengan segala hormat, Pak Jokowi memberikan benchmark kepemimpinan nasional yang tinggi, loh kok ini penggantinya, mohon maaf, scoring-nya agak jauh dari Pak Jokowi, masyarakat berpikir kenapa tidak 3 periode saja," sambungnya.
Meski demikian, dia menyadari wacana 3 periode ini akan menemui jalan terjal. Namun, Budi Arie menyebut 3 periode Presiden Jokowi masih mungkin terwujud.(dtc)