Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Inflasi Amerika Serikat (AS) pada Mei 2022 mencapai 8,6%. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak Desember 1981.
Laju inflasi yang sangat panas itu memicu taruhan bahwa Federal Reserve akan menjadi lebih agresif dalam mencoba mendinginkan tekanan laju kenaikan harga. Salah satunya caranya dengan menaikkan suku bunga acuan yang lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan.
Padahal pembuat kebijakan Fed telah berjanji untuk menaikkan suku bunga setengah poin pada pertemuan mereka minggu depan dan pada akhir Juli mendatang.
Namun hal itu akan menjadi pengetatan kebijakan yang lebih dalam waktu tiga bulan daripada yang dilakukan The Fed di sepanjang 2018.
Pada hari Jumat kemarin, di pasar perdagangan berjangka yang sangat sensitif terhadap suku bunga mulai terlihat efeknya.
Sebuah survei terpisah dari University of Michigan menunjukkan ekspektasi inflasi jangka panjang naik ke level tertinggi sejak 2008.
Harga kontrak berjangka dana Fed sekarang mencerminkan peluang yang lebih baik dari kenaikan suku bunga 75 basis poin pada bulan Juli.
Imbal hasil pada Treasury dua tahun, dilihat sebagai proksi untuk suku bunga kebijakan Fed, mencapai 3% untuk pertama kalinya sejak 2008.
"Kami percaya bahwa data inflasi hari ini adalah pengubah permainan yang akan memaksa The Fed untuk beralih ke gigi yang lebih tinggi," tulis Ekonom Barclays, Aneta Markowska dari Jefferies dilansri dair Reuters, Minggu (12/6/2022).
Sebagian besar ekonom masih memprediksi kenaikan suku bunga AS sebesar 0,5% minggu depan. Lalu untuk pertemuan setelahnya juga akan menaikkan dalam besaran yang sama, setidaknya hingga September 2022,
Inflasi inti di AS sendiri mencapai 6% pada Mei, turun sedikit dari posisi April 6,2%. Namun angka itu masih jauh dari perkiraan Gubernur The Fed Jerome Powell.
"Setiap harapan bahwa Fed dapat mengurangi laju kenaikan suku bunga setelah pertemuan Juni dan Juli sekarang tampaknya menjadi pukulan panjang," tulis kepala analis keuangan Bankrate Greg McBride.
Ekonom di Deutsche Bank sependapat, dan mengatakan mereka sekarang memperkirakan suku bunga akan naik menjadi 4,125% pada pertengahan 2023.(dtf)