Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve resmi menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin atau sekitar 0,75%. Kebijakan ini diambil dalam langkah agresif untuk mengatasi inflasi yang mengganggu ekonomi negeri Paman Sam.
Dilansir dari CNN, Kamis (16/6/2022), langkah kenaikan suku bunga ini disebut-sebut menjadi kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994. Kebijakan ini diyakini bakal mempengaruhi jutaan bisnis dan rumah tangga Amerika. Dampaknya, mulai dari mendorong naiknya biaya pinjaman untuk rumah, mobil, dan pinjaman lainnya untuk memaksa perlambatan ekonomi.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakui bahwa kenaikan suku bunga yang diketok saat ini adalah kenaikan yang luar biasa besar. Dia mengingatkan bank sentral kemungkinan akan membahas kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin atau hanya 50 basis poin pada pertemuan berikutnya, pada 26-27 Juli.
"Ini adalah kebijakan yang sangat luar biasa," ungkap Powell.
Pasar saham AS rally setelah pengumuman tersebut, dengan Dow naik lebih dari 500 poin karena investor menafsirkan tindakan bank sentral sebagai komitmen yang kuat untuk menurunkan inflasi.
Saat ini Amerika sedang dihadapkan dengan kenaikan harga dari toko kelontong hingga pompa bensin dan The Fed diamanatkan dengan tugas menjaga harga tetap stabil. Lonjakan harga pada segala hal mulai dari makanan hingga gas telah mencapai serangkaian rekor tertinggi harian dalam sebulan terakhir, hal ini telah menyebabkan sentimen konsumen terendah sejak 1952.
Bank sentral juga menurunkan proyeksi ekonominya untuk tahun 2022 karena kekhawatiran resesi. Perkiraan rata-rata PDB AS dari The Fed untuk tahun 2022 sekarang adalah 1,7%, turun secara signifikan dari 2,8% pada bulan Maret.
The Fed tidak memprediksi penurunan inflasi tahun ini dan melihat pengangguran meningkat menjadi 3,7% pada 2022, lebih tinggi dari prediksi Maret.
Ketika pandemi pertama kali melanda Amerika Serikat, The Fed meluncurkan serangkaian tindakan darurat untuk mendukung perekonomian, termasuk memangkas suku bunga menjadi nol. Hal ini membuat semua orang hampir bebas untuk meminjam uang.
Kebijakan ini menimbulkan praktik uang mudah dan mendorong pengeluaran oleh rumah tangga dan bisnis. Nah hal itu memberikan kesempatan bagi inflasi menanjak dan berkontribusi pada ekonomi yang terlalu panas saat ini.
Sekarang ekonomi tidak lagi membutuhkan dukungan dari The Fed, bank sentral telah mengambil langkah-langkah untuk memperlambat ekonomi dengan menaikkan suku bunga secara agresif.
Kenaikan suku bunga The Fed tidak sepenuhnya tidak terduga. Beberapa bank besar, termasuk Barclays, Jefferies, Goldman Sachs, dan JPMorgan, semuanya memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin.(dtf)