Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) atau 0,75% menjadi 1,5-1,75%. Kenaikan bunga The Fed untuk mengendalikan inflasi yang sudah menyentuh 8,6%.
Biasanya kebijakan yang terjadi di AS akan berdampak pada negara lain, tak terkecuali Indonesia. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan naiknya bunga acuan AS berpotensi membuat modal asing cabut dari Indonesia.
"Potensi modal asing keluar pasti ada, karena ketika AS menaikkan suku bunga acuan, maka investor akan tarik dan kembali ke negaranya," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (16/6/2022).
Namun, tampaknya kekhawatiran tersebut bisa sedikit diredam karena peringkat obligasi Indonesia sudah cukup baik. Keluarnya modal asing dari Indonesia diperkirakan tidak berdampak signifikan.
The Fed diperkirakan kembali menaikkan bunga acuannya 1%. Namun ini dianggap sebagai hal yang wajar karena Presiden AS Joe Biden berupaya mengatasi inflasi dalam bayang-bayang resesi.
Direktur Eksekutif PEPS Anthony Budiawan mengungkapkan kenaikan suku bunga The Fed berpotensi mengerek bunga Bank Indonesia (BI). Selain itu, ada potensi turunnya harga komoditas yang berdampak ke pendapatan negara. Hal ini bisa membuat defisit transaksi berjalan meningkat.
"Harus siap-siap dengan kondisi rupiah terpuruk lagi. Ada juga potensi gagal bayar kredit atau non performing loan, konsumsi dan investasi yang melambat," jelas dia.(dtf)