Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mata uang rupiah tertekan cukup dalam pada perdagangan di akhir pekan ini. Rupiah yang sempat menyentuh 14.850/dolar Amerika Serikat (AS), sempat memicu spekulasi bahwa rupiah berpeluang untuk melanjutkan tren pelemahan, setelah The Fed menaikkan besaran bunga acuannya sebesar 75 basis poin menjadi 1,75%. Namun rupiah di sesi perdagangan sore berbalik dan diperdagangkan dikisaran 14.780/dolar AS.
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, disaat suku buga acuan The Fed dinaikkan, pernyataan Gubernur The Fed seakan menepis bahwa resesi tidak akan terjadi setelah kebijakannya diambil. "Dan merunut pada pernyataan di bulan sebelumnya, dimana The Fed dinilai akan bersikap lebih lunak dalam mengendalikan inflasi. Namun saat ini, The Fed seakan mengingkari apa yang telah diucapkannya. Tingginya laju tekanan inflasi di AS membuat The Fed justru menaikkan bunga sebesar 75 basis poin, yang merupakan kenaikan terbesar dalam kurun waktu 28 tahun terakhir," katanya, Jumat (17/6/2022).
Setelah The Fed menaikkan bunga acuannya, pelaku pasar sempat merespon dengan sikap antusias karena resesi mungkin bisa dihindari. Yang sempat membuat pasar keuangan berada di zona hijau. Namun lagi-lagi pelaku pasar lebih melihat data inflasi yang masih berpeluang naik, seiring dengan kenaikan harga energi maupun pangan dunia. Alhasil pasar keuangan global kembali tertekan dan memicu terjadinya tekanan pada bursa saham maupun mata uang rupiah.
Pelemahan rupiah pasca The Fed menaikkan bunga acuannya, sejauh ini memang belum menjadi ancaman serius. Pelemahan tersebut belum akan membuat BI untuk menaikkan bunga acuannya. "Saya menilai pelemahan rupiah pada saat ini masih terkendali. Rupiah masih terlihat kuat meskipun sedikit mengalami pelemahan," kata Gunawan.
Begitupun, tambahnya, perkembangan rupiah perlu dipantau dalam waktu dekat ini. Sejauh ini, kata Gunawan, rupiah dalam kondisi baik baik saja meskipun dalam tekanan. Dan ditengah ancaman resesi saat ini, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi agar tetap terjaga. Salah satu caranya adalah BI tidak menaikkan bunga acuannya. Hal tersebut masih mungkin diambil BI meskipun banyak Bank Sentral di belahan dunia sudah menaikkan bunga acuannya terlebih dahulu.
Selain rupiah yang melemah, pada hari ini IHSG juga ditutup anjlok 1,61% di level 6.936,97. Smentara itu harga emas terpantau berada di level US$1.852/troy ons. Pada dasarnya harga emas saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya. Harga emas dalam rupiah sedikit membaik harganya dikisaran Rp 882.000/gram.