Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
medanbisnisdaily.com-Medan. Ada yang unik dalam diskusi publik sekaligus peluncuran buku 'Mata Air Indonesia Maju: Bunga Rampai Gagasan untuk Cak Imin' dengan tema Mata Air Indonesia Maju-Oligarki dan Masa Depan Indonesia Sejahtera, yang digagas Rumah Politik Kesejahteraan (RPK) ,di Foodcourt Gajah Mada, Jalan DI Panjaitan, No 124 Medan, Minggu (19/6/2022) sore. Uniknya adalah kehadiran Rocky Gerung, seorang pengamat politik yang dikenal pengkritik keras pemerintah dan Presiden Jokowi.
Mengapa unik? Karena Rocky Gerung yang selalu bersebrangan dengan pemerintah ini malah "bergabung" sebagai pembicara dalam peluncuran tentang Muhaimin Iskandar atau biasa akrab disapa Cak Imin. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini adalah mantan menteri di kabinet Jokowi dan saat ini masih berstatus sebagai Wakil Ketua DPR RI.
"Di diskusi kita ini ada wartawan, sebelum saya di-doorstop ditanyakan kenapa seorang Rocky Gerung kok mau masuk di peluncuran buku salah satu capres dari kabinet Jokowi, jadi mending sekarang saya menjelaskan. Saya bukan pendukung Cak Imin, saya cuma pengarah dari suatu kesempatan bagi Indonesia yang mau berpikir maju ke depan," kata Rocky Gerung disambut tawa renyah hadirin yang datang.
Dikatakan Rocky, orang yang mau membaca 62 tesis dan mendengarkan semua isi buku ini adalah bukti orang yang mau berpikir. Maka maksud Rocky, ujian atau konsep dari buku ini bisa dibaca dan dikaji agar diuji sehingga semua calon presiden dapat melakukannya.
"Saya pernah mengajar di PMII dan Cak Imin dulu adalah murid saya, jadi saya berhak dong mengarahkan dia," kata Rocky Gerung.
Mengapa Cak Imin, menurut Rocky, karena salah satu capres yang mau menguji 62 tesis di buku ini dan ingin menerapkannya untuk Indonesia Emas mendatang adalah sosok Cak Imin.
"Jadi kalau bisa semua tim sukses harusnya bikin buku bukan bikin 'amplop', sebab, di sini ada mata air, 62 tesis di dalamnya, jadi jelas setiap ada diskusi politik kita menghasilkan pemikiran," katanya.
Ditegaskan Rocky lagi, pengarah maksudnya mencegah agar Cak Imin tidak salah arah dengan mengarahkan dari sudut pandang pikiran, agar seorang Cak Imin bisa dengan lantang mengeluarkan isi buku ini di kampanyenya nanti.
"Jadi buku ini bukan main-main, setiap calon presiden harusnya punya buku seperti ini, makanya saya mau datang ke sini meluncurkan buku ini di Kota Medan yang memiliki multikultural," tandas Rocky Gerung.
Sementara, pembicara lainnya, Surya Nita (pengajar di Universitas Indonesia/UI) mengaku secara garis besar dengan konsep kesejahteraan rakyat yang sangat detail mengajukan politik kesejahteraan bukan politik oligarki pada buku ini cukuplah bagus.
"Buku ini menjelaskan demokrasi Pancasila bahwa itu bukanlah sebuah kekuasaan kelompok tapi kekuasaan rakyat yang penuh dengan nilai Pancasila. Jelas sangat menarik, hanya saja kurang mewujudkan konsep pendidikan dan peranan wanita, apalagi saya sebagai akademisi jadi ini menurut saja yang masih kurang," kritiknya.
Sedangkan, pembicara berikutnya, Ester Indahyani Jusuf (penulis buku, pegiat isu Kebhinekaan) menjelaskan bahwa ide dan gagasan membuat buku ini berdasarkan hasil rekosinsiliasi yang sudah dilakukan namun tetap saja bangsa ini terjebak dengan hal-hal buruk di masa lalu, salah satunya oligarki politik yang disampaikan.
"Artinya, penyelesaian level politis dan hukum tidak lah cukup. Undang-Undang pidana sudah ada namun apakah sudah dipahami masyarakat luas malah rakyat kebanyakan tidak tahu. Kedua, tidak diimbangi narasi Kebhinekaan, masyarakat banyak teriakan hoax dan lainnya," jelasnya.
Disinggung apakah Cak Imin mampu mengatasi politik oligarki seperti yang ada di buku ini, Ester menjawab diplomatis.
"Mampu tidaknya kita akan melihat program dan siapa yang mendukungnya, karena masalah ini tidak bisa diselesaikan oleh seorang tokoh tapi harus mendapat dukungan dan semua pihak, dan saya rasa bila mendapatkan itu saya yakin itu bisa teratasi," kata Ester.
Terakhir, Kristian Redison Simarmata (aktivis demokrasi) lebih menekankan oligarki adalah warisan lama, maka kemungkinan untuk lepas dari intervensi oligarki ini pasti akan sangat sulit. Hal itu sebabnya politik uang masih subur bahkan hingga tingkat kepala desa bahwa intervensi politik uang akan memengaruhi pelayanan publik, dan itu fakta.
"Mohon maaf, sebelum era demokrasi keberadaan ketua partai politik ini ada di mana?, tapi di saat pesta demokrasi dimulai seakan-akan mereka yang telah berbuat dan berjuang, jadi sekali mohon maaf ini akan terus terjadi sampai kapan pun," tegas Kristian.
Diketahui, RPK bersama Gramedia pada Maret 2022 lalu menerbitkan buku berjudul “Mata Air Indonesia Maju: Bunga Rampai Gagasan Untuk Cak Imin”. Buku berisi 62 tulisan dengan beragam tema ini meliputi; Ekonomi Inklusif-demokrasi ekonomi, SDM dan jaminan sosial untuk semua, Hak Asasi Manusia, Tantangan dunia digital, Kebhinekaan, Generasi muda, Pendalaman demokrasi, Ekonomi Hijau hingga partai politik untuk memandu agenda Indonesia masa depan yang lebih baik, inklusif dan hijau.