Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Utara (Sumut) menyayangkan sikap Rektor UMN Hardi Mulyono atas kritik pedasnya terhadap Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Hardi Mulyono menyebut Gubernur Edy Rahmayadi tidak mampu bekerja memimpin Sumut.
Menanggapi itu, menurut KAMMI pernyataan tersebut tidak ilmiah dan tidak berdasarkan data dan fakta. Hal itu, diungkapkan Ketua Umum KAMMI Sumut terpilih, Wira Putra, Selasa (21/6/2022)
“Pernyataan Pak Rektor UMN Hardi Mulyono sudah sangat sering terdengar dan juga terlihat diakun media sosial beliau. Saya sangat senang masih ada kelompok akademis yang berani berbicara lantang. Namun seharusnya Pak Rektor juga melakukannya dengan cara yang ilmiah. Agar nilai kritikannya naik dan bisa mencerdaskan masyarakat luas,” kata Wira Putra
Demisioner Presiden Mahasiswa USU itupun mengungkapkan hal itu terkait pernyataan Hardi Mulyono di sejumlah media online yang menyebut Gubernur Edy Rahmayadi pemimpin yang bertipikal tidak bisa bekerja secara tim. Khususnya, dengan pihak legislatif, khususnya terkait proyek multiyears tahun jamak sebesar Rp 2,7 triliun untuk perbaikan jalan dan jembatan.
"Belakangan ini saya melihat pihak eksekutif dengan legislatif sebenarnya sudah sejalan. Artinya pernyataan Pak Rektor saya lihat hanya asumsi saja," ujar Wira
KAMMI meminta Hardi Mulyono agar memberikan contoh kritikan yang baik dari kaum akademisi. KAMMI sebagai organisasi mahasiswa yang masih terus berdiri tegak memberikan kritikan kepada kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat, pada dasarnya mendukung setiap kritikan yang konstruktif untuk membangun Sumut, tegas Wira Putra.
"Dalam konteks ini kami heran aja apakah kritikan beliau atas posisi beliau sebagai Sekretaris Dewan Pertimbangan Partai Golkar atau sebagai Rektor UMN. Posisi beliau sebagai rektor itu melekat kemanapun beliau pergi, hendaknya beliau memberikan ktitikan yang ilmiah dengan tidak hanya melontarkan pernyataan tendensius di sosial media,” jelas Wira
Wira menilai pembangunan jalan dan jembatan yang masuk dalam proyek multiyears Rp 2,7 triliun, sangat bermanfaat bagi masyarakat sebagai upaya percepatan ekonomi dalam memajukan Sumatera Utara.
“Pasca 2 tahun pandemi, sudah selayaknya pemerintah provinsi fokus pada pembangunan infrastruktur. Pembangunan multiyers ada Jembatan atau jalan memiliki fungsi sebagai penghubung, mempercepat aktivitas serta memudahkan interaksi sosial di masyarakat, memperlancar laju pergerakan lalulintas, dan mendongkrak percepatan pertumbuhan ekonomi. Artinya, proyek pembangunan jalan dan jembatan ini semata-mata untuk kepentingan masyarakat Sumut,” tegas Wira Putra.
Jika nantinya ada pelanggaran hukum dalam pelaksanaan proyek multiyears tersebut, KAMMI Sumut akan maju ke depan mendorong proses penegakan hukum.
"Kami kawal bersama pembangunan multiyears Rp 2,7 triliun ini. Jika ada pelanggaran, maka KAMMI akan siap berada pada posisi paling depan dalam mendorongnya untuk diproses secara hukum. Mudah-mudahan dan kami yakin Gubernur Edy Rahmayadi adalah seorang pemimpin yang amanah," tutup Wira.
Sebelumnya, kepada awak media, Hardi mengatakan, hingga saat ini, Edy Rahmayadi tidak berhasil membawa satupun program dari pemerintah Pusat. Bahkan proyek tol dalam Kota Medan yang dihebohkannya pada Februari 2020, hingga kini senyap tak berkabar. Begitu pula proyek Sport Center, meski telah dilaksanakan groundbreaking proyek itu pada Agustus 2020, namun hingga kini proyek tersebut nyaris tak berwujud.
“Sangat terlihat, bahwa Edy adalah tipikal pemimpin yang tidak bisa bekerja secara tim, khususnya dengan pihak legislatif. Dan tipikal semacam ini, tidak menguntungkan untuk kemajuan Provinsi Sumatera Utara yang sangat majemuk ini,” kata Hardi, Senin (20/6/2022).