Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Jepang akan menghentikan pemberian pinjaman untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara di sejumlah negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, Jepang setop utang untuk pembangunan PLTU Indramayu.
Informasi itu diumumkan oleh pemerintah Jepang pada Rabu (22/06/2022), dilansir dari Nikkei Asia. Selain Indonesia, Jepang akan mengambil tindakan yang sama pada PLTU Matarbari di Bangladesh.
Kebijakan ini diambil sebagai tanggapan kritik internasional terhadap pembangkit listrik tenaga batu bara, sumber utama emisi gas rumah kaca yang berkontribusi besar pada pemanasan global.
Pada tahum 2021 silam, negara-negara G7 sepakat bahwa pada akhir tahun akan mengakhiri segala bentuk bantuan baru untuk pembangkit listrik tenaga batu bara yang gagal mengambil langkah-langkah dalam mengekang emisi.
Indonesia dan Bangladesh sedang melakukan studi untuk proyek-proyek pembangunan dengan dukungan Jepang. Akan tetapi, dalam dua kasus ini tidak ada yang berlanjut ke proses konstruksi.
"Kami memutuskan bahwa kami tidak dapat melanjutkan lebih jauh dengan kasus-kasus ini sebagai subjek pinjaman yen," kata Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri Hikariko Ono pada konferensi pers, dilansir melalui Nikkei Asia, Kamis (23/06/2022).
Dia juga mengatakan pemerintah akan terus membantu negara-negara berkembang dalam upaya mewujudkan masyarakat bebas emisi karbon.
Sebagai tambahan informasi, G-7 merupakan organisasi yang berisi tujuh negara maju dengan ekonomi terbesar di dunia. Organisasi tersebut terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa.
Sejak kuartal akhir 2021, berbagai aksi protes mulai pembuatan petisi hingga demo telah digelar demi mendesak pemerintah Jepang dalam menghentikan pendanaan untuk PLTU Indramayu. Mulai dari isu kemasyarakatan hingga lingkungan menjadi alasan masyarakat meminta penghentian pembangunan PLTU tersebut.(dtf)