Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sri Lanka berupaya mendapatkan minyak secara kredit di tengah lilitan utang. Negara di Asia Selatan itu mencoba menghubungi beberapa perusahaan dan negara untuk mendapat pasokan BBM, salah satunya Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin.
Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera mengatakan dirinya telah mendapat balasan dari perusahaan Rusia yang disarankan oleh Duta Besar Rusia di Kolombo.
"Kami juga telah mengirim pesan kepada Duta Besar Sri Lanka di Rusia, Janitha Liyanage," kata Wijesekera seraya menambahkan bahwa prosesnya memakan waktu, dikutip dari NDTV, Kamis (23/6/2022).
Para pejabat mengatakan Sri Lanka telah membeli satu pengiriman minyak mentah Siberia dari Coral Energy yang berbasis di Dubai. Dari situ lah pasokan terakhir hingga kilang satu-satunya Sri Lanka sekarang berjalan.
Sri Lanka saat ini menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948. Dikarenakan ketidakstabilan moneter yang dipicu oleh pencetakan uang bank sentral, Sri Lanka kekurangan valas sehingga sulit menemukan dolar dengan harga tetap untuk tagihan impor yang besar.
Krisis ekonomi telah membuat Sri Lanka kekurangan barang-barang penting seperti makanan, obat-obatan, BBM, hingga gas memasak. Warga dipaksa antre berjam-jam di luar toko saat membeli kebutuhan itu.
Tagihan minyak Sri Lanka telah meningkat menjadi US$ 550 juta per bulan pada Juni 2022 dan kementerian energi telah berbicara dengan bank sentral untuk mendapatkan dolar.
Sri Lanka berutang kepada perusahaan minyak sebesar US$ 730 juta untuk minyak yang diimpor secara kredit. Banyak dari mereka tidak mau lagi memasok BBM tanpa pembayaran atau setoran di muka (DP).
"Meskipun kami telah meminta perusahaan, sebagian besar perusahaan tidak setuju untuk masuk ke skema pinjaman untuk mendapatkan minyak," ujar Wijesekera.
India telah membantu Sri Lanka dengan ribuan ton solar dan bensin, selain makanan dan pasokan medis untuk membantu meringankan beban negara yang dililit utang itu.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan tidak ada negara kecuali India yang bersedia menyediakan uang untuk negara kepulauan yang dilanda krisis BBM. Dengan dibukanya kembali kilang Sapugaskanda, stok minyak mentah yang tersedia digunakan dalam jumlah minimum untuk melanjutkan operasi kilang.
"Itu bisa kita pakai di kilang untuk menambah kapasitas saat ini. Sampai saat itu produksinya kita pertahankan minimal," ujarnya.(dtf)