Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Sebuah karangan bunga ucapan duka cita nampak berada di depan Pondok Pesantren Ribath Nouraniyah milik Buya Arrazy Hasyim yang berada di Ciputat, Tangerang Selatan. Karangan bunga tersebut berisi ucapan dukacita atas meninggalnya putra kedua Buya Arrazy, Hushaim Shah Wali Arrazy karena tertembak senpi pengawal.
Pantauan detikcom di lokasi, Kamis (23/6/2022) pukul 15.49 WIB tampak hanya ada satu karangan bunga duka cita. Tertera dalam karangan bunga tersebut pengirimnya adalah Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.
Kondisi Pondok Pesantren Buya Arrazy Hasyim terpantau sepi. Tidak nampak ada aktivitas pengajian.
Hanya terlihat ada satu orang pria yang mengaku sebagai peserta pengajian. Pria tersebut sedang berbaring di dalam pesantren. Belum nampak ada pelayat yang datang hingga sore ini.
Putra Kedua Buya Arrazy Tertembak Senpi
Sebelumnya, putra kedua Buya Arrazy Hasyim yang masih berusia 3 tahun tak sengaja tertembak senpi. Insiden itu terjadi di rumah mertua Buya Arrazy Hasyim di Desa Palang, Kecamatan Palang, Tuban.
Peristiwa itu terjadi Rabu siang sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu petugas pemilik senpi yang disebut pengawal Buya Arrazy Hasyim sedang salat di masjid dan meletakkan senpi miliknya di tempat yang menurut polisi sudah aman.
Tidak disangka kakak balita 3 tahun yang menjadi korban itu mampu menjangkau senpi itu dan diduga mengutak-atik kunci senpi itu, sehingga terjadi lah insiden yang memilukan bagi keluarga Abuya Arrazy Hasyim itu.
Berdasar data yang dirangkum detikJatim dari berbagai sumber, Buya Arrazy Hasyim sendiri merupakan seorang ulama, mubaligh, sekaligus pengasuh lembaga tasawuf Ribath Nouraniyah Hasyimiyah Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Dia juga tercatat sebagai dosen Pascasarjana Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) Jakarta, serta pengajar hadis dan akidah di Darus-Sunnah Ciputat. Sebelum itu, dia juga pernah menjadi dosen di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2019).
dtc