Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Suku bunga kredit perbankan disebut sudah mengalami penurunan. Bank Indonesia (BI) menyebut suku bunga kredit turun 52 bps pada periode yang sama. Saat ini bunga acuan BI tercatat 3,5% yang merupakan level terendah.
Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan di Indonesia sendiri masih ada istilah interest rate rigidity. Itu adalah kondisi ketika suku bunga turun maka bank lambat melakukan transmisi penurunan bunga kredit.
Hal ini berlaku untuk suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Di mana ketika bunga acuan naik bank buru-buru menaikkan bunga, tapi ketika turun, bank sangat lambat mengikuti penurunannya.
"Misalnya bunga acuan naik bank cepat-cepat menaikkan bunga kredit, situasi ini masih terjadi di Indonesia," kata Bhima saat dihubungi, Jumat (24/6/2022).
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan, tak ada lagi harapan turunnya suku bunga KPR. "Kalau bunga KPR naik sudah pasti, kalau turun lupakan saja," jelas dia.
Dikutip dari publikasi Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang diterbitkan oleh BI suku bunga KPR di perbankan Indonesia sejak akhir 2020 memang mengalami penurunan tapi tak sampai 1%.
Bunga KPR akhir 2020 dan awal 2021 tercatat di kisaran 8,5% dan periode akhir 2021 8,2% dan periode Maret 8,11%.
Dari laporan juga disebutkan jika masih tingginya suku bunga KPR ini juga menjadi penyebab terbatasnya penjualan rumah di Indonesia. Sekitar 11,7% responden menyatakan bunga KPR jadi penyebab enggan membeli rumah.
Pada kuartal I 2022 nilai KPR dan KPA secara tahunan tercatat naik 10,61% lebih tinggi dibandingkan periode kuartal sebelumnya sebesar 9,76%.
Laporan juga menjelaskan dari sisi konsumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas KPR saat ini masih menjadi pilihan utama konsumen dalam pembelian properti residensial dengan pangsa 69,54% dari total pembiayaan, diikuti oleh tunai bertahap sebanyak 21,79% dan secara tunai 8,67%.(dtf)