Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Kabul - Operasi pencarian korban selamat dari gempa bumi yang mengguncang Afghanistan telah dihentikan oleh otoritas setempat. Total korban tewas akibat gempa dahsyat ini dilaporkan bertambah menjadi 1.150 orang.
Seperti dilansir Associated Press dan Reuters, Jumat (24/6/2022), gempa berkekuatan Magnitudo 5,9 -- awalnya dilaporkan berkekuatan Magnitudo 6 -- mengguncang Afghanistan bagian timur, tepatnya di wilayah berjarak 160 kilometer sebelah tenggara ibu kota Kabul, pada Rabu (22/6) waktu setempat.
Jumlah korban tewas terus bertambah secara bertahap dengan laporan korban jiwa mulai didapatkan dari area-area yang sulit dijangkau di kawasan pegunungan sebelah timur Afghanistan yang terdampak parah gempa ini.
"Operasi pencarian telah selesai," ucap juru bicara Kementerian Penanggulangan Bencana Afghanistan, Mohammad Nassim Haqqani, dalam pernyataan pada Jumat (24/6) waktu setempat.
Haqqani tidak menjelaskan lebih lanjut mengapa operasi pencari dihentikan setelah 48 jam. Padahal diketahui bahwa korban-korban selamat dievakuasi dari balik reruntuhan gempa-gempa lainnya setelah waktu yang jauh lebih lama.
Sebelumnya dilaporkan bahwa gempa ini mengguncang daerah-daerah yang sudah terdampak hujan deras, yang memicu longsoran batu dan lumpur yang semakin menghambat upaya pencarian dan penyelamatan.
Taliban yang menguasai Afghanistan juga menyebut dengan adanya krisis ekonomi, sanksi-sanksi yang diterapkan negara-negara Barat usai pasukan Amerika Serikat menarik diri tahun lalu, telah membatasi kemampuan mereka dalam menangani bencana alam ini.
Secara terpisah, Abdul Wahid Rayan selaku direktur Taliban dari kantor berita yang dikelola pemerintah, Bakhtar News Agency, mengumumkan jumlah korban tewas bertambah 1.150 orang. Rayan juga menyebut bahwa 1.600 orang lainnya mengalami luka-luka.
Laporan Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyebut jumlah korban tewas mencapai 770 orang.
Tidak diketahui secara jelas bagaimana penghitungan jumlah korban tewas itu dilakukan, mengingat adanya kesulitan dalam mengakses dan berkomunikasi dengan desa-desa dan area terdampak gempa yang beberapa ada di wilayah terpencil.
Banyaknya jumlah korban tewas akan menjadikan gempa ini sebagai gempa paling mematikan di Afghanistan dalam dua dekade terakhir.
Sementara itu, media pemerintah melaporkan bahwa nyaris 3.000 rumah hancur atau rusak parah akibat gempa ini. Di distrik Gayan, sedikitnya 1.000 rumah mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Sekitar 800 rumah lainnya di distrik Spera, Provinsi Khost, juga mengalami kerusakan.
Rumah-rumah di Afghanistan diketahui banyak terbuat dari bata lumpur yang rawan gempa.
Ruas jalanan yang dibangun sangat buruk dan sulit untuk dilalui juga semakin mempersulit akses jika terjadi bencana semacam ini. Sebagai contoh, beberapa desa di distrik Gayan membutuhkan waktu seharian penuh untuk dijangkau dari Kabul, meskipun jaraknya hanya 175 kilometer.
Dalam pernyataannya, Haqqani juga mengakui bahwa Afghanistan tidak memiliki pasokan penting untuk merawat korban luka. "Kementerian Kesehatan tidak memiliki obat-obatan yang cukup, kami membutuhkan bantuan medis dan kebutuhan lainnya karena ini bencana besar," ucapnya. dtc