Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun mata uang rupiah dipekan ini akan lebih banyak berpeluang untuk berkinerja positif ketimbang sebaliknya. IHSG di awal pekan memiliki momen untuk menguat tajam. Dipekan ini ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh pelaku pasar nantinya. Pertama adalah bagaimana negara yang tergabung dalam G-7 memberikan sanksi baru ke Rusia.
Kedua fokus kepada rilis data pesanan barang tahan lama di Amalerika Serikat (AS), data keyakinan konsumen, dan data pertumbuhan ekonomi AS secara kuartalan, yang diperkirakan masih akan tumbuh negatif. "Data tersebut akan mejadi data penting yang berpeluang menggiring ekspektasi atau kemungkinan AS masik dalam jurang resesi nantinya. Dan yang ketiga adalah rilis data inflasi, baik inflasi yang dirilis sejumlah Negara besar maupun realisasi inflasi di tanah air," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Minggu (26/6/2022).
Gunawan mengatakan, pertemuan negara yang tergabung dalam G-7, serta sajian data-data ekonomi penting itu baru akan berpengaruh nanti di pertengahan perdagangan di pekan ini. Artinya bisa saja momen kinerja pasar keuangan yang berpeluang di zona hijau baru akan mulai berfluktuasi di dua arah pada perdagangan rabu mendatang.
"Namun sekalipun sajian data dari AS nantinya membukukan kinerja yang buruk bukan berarti akan membawa tekanan pada pasar keuangan domestik. Kita harus mengkombinasikan sejumlah isu lain yang juga muncul secara beriringan. Namun menjelang akhir pekan kita harus fokus terhadap perkembangan sejumlah data lain diantaranya adalah realisasi laju inflasi nasional," kata Gunawan.
Data inflasi di bulan Juni ini menjadi sangat penting, karena akan digunakan sebagai data acuan ekspektasi realisasi inflasi nasional hingga tutup tahun, yang nantinya akan dituangkan dalam ekspektasi kemungkinan BI menyesuaikan besaran bunga acuannya. Sejauh ini kebijakan BI berlawanan arah dengan kebijakan banyak bank sentral yang ada didunia setelah The Fed memulai menaikkan bunga acuan.
Secara keseluruhan di pekan ini pasar keuangan domestik akan lebih banyak bergantung kepada bagaimana data nantinya akan merubah kebijakan ekonomi di tanah air. Pelaku pasar juga tidak begitu mempertimbangkan perkembangan data eksterna dari negara lain khususnya AS yang masih akan memburuk. Sehingga apapun hasil pertemuan negara yang tergabung G7, atau data ekonomi negara lain yang memburuk pada dasarnya tidak berpengaruh besar.
"Namun, jika data memburuk atau ada sanksi baru yang dikeluarkan oleh negara G-7 dan berpengaruh terhadap harga energi maupun harga pangan dunia, itu akan berdampak terhadap kinerja pasar keuangan domestik," kata Gunawan.