Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perekonomian Sumatera Utara masih dalam masa recovery. Tercatat masih hanya sebesar Rp 9,52 triliun nilai investasi yang bisa dicatatkan Sumut pada Triwulan I tahun 2022.
Realisasi investasi triwulan I itu hanya tumbuh 44% dibandingkan tahun 2021 (yoy). Artinya pertumbuhan realisasi investasi realisasi relatif tidak signifikan.
Apalagi bahwa realisasi investasi Rp 9,52 triliun itu masih baru sekitar 20% dari yang ditargetkan Pemerintah Pusat pada tahun 2022, yakni sebresar Rp 48,70 triliun.
Itu disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Ibrahim, pada Capacity Building North Sumatera Invest Mapping Project (NSI-MSP) 2022 di Hotel Santika Dyandra, Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, Rabu (29/06)2022).
Ibrahim menyampaikan North Sumatera Invest telah mengumpulkan dan menyeleksi berbagai proposal investasi yang diajukan oleh 33 Pemkab/Pemko se-Sumut. Selanjutnya proposal tersebut akan dipetakan dan diluncurkan pada Oktober 2022 mendatang.
"Harapannya, mapping project ini bisa menjadi yang pertama di Indonesia dan akan diluncurkan sekitar Oktober. Sehingga para investor bisa tahu ada banyak sekali potensi investasi di Sumatera Utara," kata Ibrahim.
Namun meskipun nilai realisasi investasi Sumut masih kecil, perwakilan Direktur Departemen Internasional BI, Rosita Dewi, mengapresiasi kerjasama yang baik antara BI, Pemprovsu Sumut dan seluruh Pemda di Sumut, sehingga pemetaan investasi ini dapat terwujud.
Menurut Rosita, penjaringan dan pemetaan proyek strategis peluang investasi yang dilakukan Provinsi Sumatera Utara adalah langkah positif untuk mendorong investasi di daerah.
"Kegiatan ini kami pandang sangat bermanfaat bagi pemilik proyek. Untuk memberikan pemahaman dalam menyusun strategi yang tepat untuk menarik investor," katanya.
Sementara itu Pj Sekdaprov Sumut, Afifi Lubis, mengatakan kemudahan berinvestasi ditentukan dari birokrasi yang memberikan peluang dan kemudahan di semua sisi, utamanya dalam proses perizinan.
Ia bahkan menilai masih banyak aparat yang melakukan perlambatan untuk memberi peluang dan kemudahan-kemudahan di sektor fiskal dan non fiskal. Hal itu membuat investor tidak tertarik untuk berinvestasi.
"Kalau gaya kita semua mempersulit, tentu akan semakin mempersulit investor datang," kata Afifi seraya meminta seluruh pihak untuk meninggalkan sistem birokrasi yang mempersulit investasi di Sumut.
"Jangan dipersulit, itu kunci utamanya. Kita harus mempunyai komitmen yang sama. Gaya kampungan itu (birokrasi perizinan yang mempersulit) harus jauh kita tinggalkan," tegas Afifi.
North Sumatera Invest adalah tim kerja lintas lembaga di Sumut yang bertujuan untuk meningkatkan investasi di Sumut. Kegiatan capacity building merupakan upaya untuk menjaring dan merumuskan peta proyek strategis peluang investasi di Sumut, sekaligus untuk meningkatkan kapabilitas dalam melakukan pemetaannya.
Hadir pada acara itu, di antaranya Direktur Promosi Wilayah Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru dan Pasifik BKPM, Saribua Siahaan, Pelaku usaha nasional Ferry Christianto, dan peserta dari perwakilan Bappeda dan Dinas PMPTSP Kabupaten/Kota se-Sumut.