Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kekhawatiran pelaku pasar terkait kasus Covid-19 menjadi sentimen negatif pada perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah. Bahkan IHSG sudah mengalami koreksi dalam empat hari berturut-turut. Koreksi di hari pertama pekan ini mengabaikan sentimen positif kinerja bursa global yang mampu rebound sejak akhir pekan sebelumnya.
Pada hari ini, IHSG ditutup turun 0,44% di level 6.911,58 dan kian menjauhi level 7.000. Sementara mata uang rupiah juga melemah di kisaran level 14.913/dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini. Rupiah tengah menuju level psikologis 15.000/dolar AS.
"Para pelaku pasar mengkhawatirkan jumlah kasus Covid-19 di tanah air yang bertambah. Sementara itu penambahan jumlah kasus Covid-19 di negara jiran tetangga kita yakni Singapura, yang melompat tinggi juga menimbulkan kekhawatiran baru di tanah air," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Kamis (30/6/2022).
Gunawan mengatakan, pelaku pasar mulai takut kalau kalau respon pemerintah dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 itu dilakukan dengan cara pembatasan aktivitas masyarakat atau PPKM seperti yang sebelumnya. Terlebih pemerintah juga memperkirakan penambahan jumlah kasus akan mencapai puncaknya pada pertengahan Juli mendatang.
"Kalau berandai-andai bahwa pemerintah akan meningkatkan level PPKM, maka ekonomi nasional berpeluang masuk dalam jurang resesi. Karena Covid-19 juga pernah membuat kita masuk dalam jurang resesi sebelumnya. Dan ancaman resesi ditengah kondisi ekonomi yang serba sulit saat ini, tentunya berpeluang membuat prospek ekonomi kedepan lebih buram, dibandingkan masa resesi yang terjadi saat muncul pandemi Covid-19 di tahun 2020," kata Gunawan.
Selain soal penambahan kasus Covid-19, kata Gunawan, fokus pasar masih tertuju pada perkembangan data ekonomi di banyak negara yang belum akan menjadi ancaman bagi ekonomi nasional. Beberapa data ekonomi penting seperti kepercayaan konsumen yang turun di AS maupun di Eropa (Jerman) pada dasarnya belum memberikan tekanan besar pada pasar keuangan dalam negeri.
"Memang pelemahan pasar keuangan hari ini juga dipicu oleh sikap The Fed terbaru yang akan tetap agresif menaikkan bunga acuan-nya. Tapi kekhawatiran akan peningkatan jumlah kasus Covid-19 di tanah air memang menjadi ancaman lebih besar dibandingkan dengan memburuknya kinerja data ekonomi global, hingga tensi geopolitik yang belum mereda. Itu sebabnya hal ini sangat diperhatikan pelaku pasar," kata Gunawan.