Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapanuli Tengah. Hendri Rudolf Lumbantobing alias Totok Tobing, seorang cucu Pahlawan Nasional, Dr Ferdinand Lumbantobing meminta kepada Presiden Jokowi untuk memberi perhatian serius terhadap pengembangan Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing.
Totok Tobing mengatakan, Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing yang dikelola Ditjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan RI tersebut sudah saatnya naik kelas, sehingga dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan pelayanan publik.
Katanya, Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing yang berada di Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) ini merupakan salah satu gerbang niaga di kawasan Pantai Barat Sumatra Utara (Sumut).
“Sebelum masa pandemi Covid-19, arus penerbangan di Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing sangat ramai setiap hari. Tetapi sekarang setelah masa pemulihan, aktivitas di bandara ini malah sangat sepi. Ironis sekali tentunya,” kata Totok Tobing kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (15/7/2022).
Dia menjelaskan, sejarah mencatat, ketika bencana gempa bumi dahsyat melanda Kepulauan Nias pada 28 Maret 2005 silam. Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing ini diberdayakan sebagai posko untuk mendistribusikan bantuan. Saat itu, sejumlah pesawat Hercules mondar-mandir di Bandara Ferdinand Lumbantobing.
“Bahkan, ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Kepulauan Nias belum lama ini, pesawat Hercules yang mengangkut armada kepresidenan juga mendarat di Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing,” kata Totok Tobing.
Totok berharap, Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing jangan dianaktirikan, meski Presiden Jokowi telah menetapkan proyek strategis nasional (PSN) destinasi super prioritas wisata di kawasan Danau Toba.
“Karena secara tidak langsung, Bandara Ferdinand Lumbantobing juga memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan Pantai Barat Sumatra Utara,” katanya.
Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing, Kapten Iwan Kurniawan dalam keterangan resmi disampaikan Analis Kepegawaian, Dwi Santoso, mengakui saat ini aktivitas di bandara terbilang cukup sepi.
Cuma tiga maskapai penerbangan yang mendarat di Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing, yakni Wings Air, Citilink dan Susi Air. Sedangkan maskapai Garuda yang pernah melayani rute penerbangan Sibolga-Jakarta tidak ada lagi.
“Wings Air terbang setiap hari melayani Sibolga-Medan, demikian pula Citilink yang terbang 2 kali seminggu, juga melayani Sibolga-Medan, sedangkan pesawat perintis Susi Air tetap beroperasi melayani Sibolga-Gunungsitoli dan Sibolga-Pulau Tello,” kata Dwi Susanto.
Dwi Santoso yang mengaku baru setahun bertugas di Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing menjelaskan, bandara kelas tiga yang dikelola pihaknya tersebut memiliki luas areal 183,03 Ha, dengan panjang Runway 2260 meter x 30 meter, Taxiway 150 meter x 23 meter, serta Apron 120 meter x 80 meter.
“Gedung terminal penumpang di Bandara Dr Ferdinand Lumbantobing setelah dilakukan pembangunan dan renovasi sekarang luasnya menjadi 983 meter persegi,” Dwi Santoso menambahkan.